Pertanian

Pacu Ketahanan Pangan, Dirut BRI Sunarso: Itu Solusi Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Pacu Ketahanan Pangan, Dirut BRI Sunarso: Itu Solusi Indonesia Keluar dari Middle Income Trap
Petani merawat tanaman/Foto: Dok BRI

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM–Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Sunarso mengungkapkan kunci agar Indonesia bisa keluar dari middle income trap (perangkap pendapatan menengah).
“Berdasarkan kajian Bappenas, Indonesia diperkirakan akan keluar dari jebakan kelas pendapatan menengah pada 2041 jika asumsi rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal 6% terpenuhi,” kata Sunarso dalam acara Katadata Forum bertajuk Indonesia Future Policy Dialogue di Jakarta, Minggu (13/9/2024).

Dirut BRI Sunarso memaparkan soal ketahanan pangan/foto: dok BRI

Dirut BRI Sunarso memaparkan dukungan BRI terhadap  ketahanan pangan/foto: dok BRI

Untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah, menurut Sunarso, pendapatan per kapita Indonesia harus berada di atas US$ 4.465 (sumber: World Bank).
Terkait hal tersebut, Sunarso menjelaskan dalam kajian BRI faktor yang paling menentukan pertumbuhan ekonomi 6% adalah investasi pada human capital atau nilai ekonomi dari pengalaman dan keterampilan pekerja. Pembentukan human capital  juga perlu didorong oleh tiga faktor.

Pertama, Indonesia harus fokus dalam memaksimalkan kebutuhan nutrisi dan pangan. “Maka menjadi penting, kita fokus untuk memiliki strategi yang khusus, spesifik, dan visioner untuk masalah ketahanan pangan,” ujar Sunarso.

Kedua, negara punya tugas untuk menyejahterakan rakyat dan ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Pacu Ketahanan Pangan, Dirut BRI Sunarso: Itu Solusi Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Dia mengatakan, cara terbaik untuk menyejahterakan rakyat adalah dengan memberikan mereka pekerjaan. “Jadi semua orang pada usia produktif memang harus bekerja. Kalau begitu, pemerataan kesempatan kerja itu menjadi penting,” kata Sunarso.

Untuk mendapatkan pemerataan kesempatan kerja dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, di mana di dalamnya juga ada unsur pemerataan serta partisipasi masyarakat untuk ikut tumbuh dan berkembang. “Investasi yang penting adalah human capital, dan kalau mau memperbaiki human capital, perbaiki dulu nutrisi dan pangan. Dan kemudian kita tunggu, untuk pemerataan butuh inklusivitas pertumbuhan,” ujar Sunarso.***

Penulis : Iwan Damiri
Editor   : Kamsari

BERITA POPULER

To Top