JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Wacana New Normal yang digaungkan pemerintah diprediksi mampu membangkitkan kehidupan ekonomi secara perlahan. Namun di sisi lain wabah menjadi lebih panjang. “Ada kemungkinan pasien yang terjangkit virus akan terus meningkat. Namun ekonomi hidup kembali, hanya saja perlambatan pada 2020 sudah terjadi dan tidak bisa dicegah,” kata Direktur Riset CORE, Piter Abdullah di Jakarta, Jumat (21/5/2020).
Malah Piter memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2020 diperkirakan akan negatif. Meski pandemic bisa selesai sekitar September 2020, namun recovery sudah bisa dimulai pada Oktober 2020. “Hanya saja pertumbuhan pada 2020 sudah terlanjur melambat pada triwulan II dan III,” ujarnya.
Lebih jauh kata International University Of Japan, pilihan rasionalnya memang melonggarkan PSBB atau dihentikan. Sehingga perekonomian secara bertahap berjalan kembali, dengan norma baru.
Pilihannya, kata Piter, memang sulit melaksanakan PSBB dengan kedisiplinan masyarakat yang begitu rendah. Sementara wabah juga sulit diprediksikan kapan bisa berakhir tanpa adanya vaksin. “Nah, kalau PSBB dilaksanakan, tentu konsekuensinya perekonomian terhenti,” ucapnya.
Pria kelahiran Lahat 22 Agustus 1966 ini mengakui kemampuan pemerintah dalam membantu masyarakat terdampak Covid-19 dan dunia usaha akibat terhentinya perekonomian, sangat terbatas.
Dengan New Normal, sambung Piter, maka masyarakat dengan kesadaran sendiri menerapkan prosedur kesehatan untuk melindungi diri sendiri. “Pabrik-pabrik, mall dan toko, kantor-kantor kembali beroperasi, dengan kesadaran masyarakat untuk disiplin menggunakan masker, meningkatkan kebersihan, menjaga jarak dan sebagainya,” pungkasnya. ***eko
