Nasional

Menganalisa Penyebab Anjloknya Suara Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024

Menganalisa Penyebab Anjloknya Suara Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024
Ilustrasi Debat Capres/Foto: Tangkapan layar Kompas.com

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM—Anjloknya raihan suara pasangan capres Ganjar PranowoMahfud Md berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menarik perhatian publik. Pasalnya, sebelumnya pasangan itu sempat disebut-sebut akan memenangkan Pilpres 2024 setidaknya sejak awal tahun ini.

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan bahwa sejumlah faktor telah membuat suara pasangan capres-cawapres nomor urut 03 itu anjlok pada Pilpres 2024. Maklum,  Ganjar-Mahfud hanya meraup 16 hingga 17 persen suara berdasarkan hitungan riil sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Adi menjelaskan anjloknya suara Ganjar-Mahfud dikarenakan banyaknya pemilih Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang memilih Prabowo SubiantoGibran Rakabuming Raka (paslon 02). “Pemilih Jokowi yang dulu ke Ganjar hijrah besar-besaran ke Prabowo. Itu artinya, terjadi bedol desa pemilih Ganjar efek Jokowi dukung Prabowo-Gibran,” kata Adi, Senin (19/2/2024).

Menurut dia, kondisi ini diperparah karena Ganjar-Mahfud tak mendapatkan tambahan suara dan dukungan dari ceruk pemilih lain. Adi menyebut hasil suara Ganjar-Mahfud saat ini merupakan basis pemilih PDI Perjuangan (PDIP). “Paslon 03 ini hanya mendapat suara penuh dari basis pemilih PDIP. Tak heran suara PDIP dan Ganjar-Mahfud identik,” ujarnya.

Pada bagian lain dia menyampaikan unggulnya Ganjar-Mahfud di pemilih luar negeri dikarenakan karakter serta jumlah pemilih luar negeri yang berbeda dengan dalam negeri. Hal ini jugalah yang membuat suara PDIP dan Ganjar-Mahfud hampir sama pada Pemilu 2024. “Beda luar negeri beda dalam negeri. Karakter pemilihnya berbeda dan jumlah pemilih luar negeri sedikit tak signifikan. Suara PDIP dan suara Ganjar-Mahfud identik di kisaran 16 hingga 17 persen,” kata Adi.

Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago juga menyoroti musabab pasangan Ganjar dan Mahfud kalah di Pilpres 2024. “Pertama dari dugaan saya adalah program. Orang di Jawa Tengah misalnya cenderung (butuh) bantuan uang dan barang. Program BLT atau raskin itu tidak mengubah pilihan partainya,” sambungnya.

Pangi mengatakan, bantuan uang dan barang dari pemerintah justru mempengaruhi mereka memilih pasangan capres dan cawapres yang didukung, yakni pasangan Prabowo-Gibran. “Bagi mereka untuk pilihan presiden itu akan diberikan kepada yang memberikan uang dan barang. Jadi bagi mereka Jokowi itu sebagai juru selamat,” jelasnya. Pangi kemudian menyinggung soal besarnya bantuan pemerintah yang dikeluarkan Presiden Jokowi. “Dan yang dikucurkan itu bukan anggaran kecil, termasuk bantuan beras 10 kilogram dan sebagainya,” ujarnya.***

Penulis       :    John

Editor         :    John

BERITA POPULER

To Top