Investasi

Indef: Mendorong Investasi ke Industrialisasi dan Hilirisasi SDA Jadi Tantangan

Indef: Mendorong Investasi ke Industrialisasi dan Hilirisasi SDA Jadi Tantangan
Pameran Otomotif di ICE, BSD, Serpong/Foto: A Rohman

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Pengamat ekonomi Indef, Eisha M Rachbini menilai pertumbuhan investasi selama 2022 tidak disertai dengan laju pertumbuhan industri pengolahan yang juga tinggi.

Berdasarkan data, pada triwulan III 2022, pertumbuhan investasi mampu mencapai 42,1 persen (y-o-y). Namun sayangnya, industri pengolahan (non migas) hanya tumbuh 4,88 persen dan masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. “Jadi, usaha mengarahkan investasi agar semakin banyak masuk ke sektor manufaktur menjadi tantangan besar bagi proses industrialisasi dan hilirisasi sumber daya alam strategis,” katanya kepada suarainvestor.com, Jumat, (23/12/2022).

Lebih jauh Dosen FEB Universitas Indonesia ini menambahkan saat ini visi besar pemerintah
adalah untuk mewujudkan transformasi ekonomi dengan penciptaan nilai tambah melalui hilirisasi industri. “Terdapat tantangan cukup besar dari sektor industri untuk menjadi pusat pertumbuhan kembali,” ujarnya lagi.

Kepala Center of Digital Economy and SMEs Indef ini membeberkan bahwa sektor yang tertekan dampak ekonomi global dan menyebabkan menurunnya optimisme bisnis. “Pada 2021–2022 porsi sektor manufaktur menjadi penyumbang bagi PDB menurun menjadi hanya 20% an saja, padahal sebelum pandemi bisa mendekati 30%,” paparnya.

Disisi lain, lanjut Eisha lagi, ada tantangan sektor riil saat ini, yakni bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang bisa memberi nilai tambah untuk mencapai target pada 2045. “Perlu didorong investasi dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kemampuan sektor riil,” ucapnya.

Seharusnya, sambung putri Rektor Universitas Paramadhina ini semakin banyak investasi masuk, maka akan semakin menambah nilai tambah lebih besar bagi sektor manufaktur dan akhirnya menaikkan kontribusi ke PDB.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada triwulan III-2022 mencapai Rp307,8 triliun, tumbuh 42,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 325.575 orang.

Sedangkan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (quarter-on-quarter/q-o-q), capaian tersebut tumbuh 1,9 persen. Secara rinci, total realisasi investasi itu berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mencapai Rp138,9 triliun (45,1 persen) dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp168,9 triliun (54,9 persen). ***

Penulis   :  Iwan Damiri
Editor     :  Kamsari

 

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top