JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Ketokohan Andi Jamaro Dulung (AJD) dalam kancah nasional tidak dapat di ragukan lagi. Sejumlah posisi penting dalam ormas nasional maupun politik telah, bahkan sampai saat ini dipegangnya.
Tokoh kelahiran Soppeng, Sulawesi Selatan ini, pernah menduduki posisi Ketua PBNU selama Dua Periode di era KH. Hasyim Muzadi Ketua Umum PBNU. Posisinya sebagai Ketua PBNU saat itu mewakili unsur Indonesia Timur, dalam usia yang sangat muda dibanding tokoh lainnya dalam posisi yang sama.
AJD dalam berbagai kesempatan turun ke daerah mewakili Ketua Umum NU KH.Hasyim Muzadi. Bahkan ia memiliki andil penting mempertemukan dua arus besar NU dan Muhammadiyah bersama tokoh gerbong Masyumi membidani pertemuan tokoh cikal bakal terbentuknya Poros Tengah dimana Gusdur didorong menjadi Presiden RI gantikan BJ Habibie.
Dalam hiruk pikuk suksesi kepemimpinan nasional, Pilpres 2024, dalam sebuah poling internal NU untuk menjaring nama calon Presiden dari kalangan NU, nama tokoh asal Sulawesi Selatan Dr. Andi Jamaro Dulung menguat didukung oleh warga NU.
Melansir Pinisi.co.id, yang menurunkan judul artikel: “Melejit Kalahkan Mahfud MD, Andi Jamaro Dulung Calon Kuat Capres 2024 dari NU”, AJD disebutkan jika AJD menduduki peringkat atas dalam penjaringan tokoh Capres 2024 dari kalangan NU – organisasi keagamaan terbesar di Indonesia dan dunia yang diselenggarakan Tim Sembilan PBNU melalui sebuah poling di website polingkita.com.
Anggota Tim Sembilan PBNU, Warida Ahmad memaparkan, pihaknya telah merangkum hasil poling tahap pertama hingga 10 Juni 2021. Hingga saat ini, AJD lolos seleksi 16 tokoh NU yang layak menjadi prisiden Indonesia ke-8. Saat ini tengah memasuki jajak pendapat tahap kedua dan dapat diikuti di http://etc.ch/GWDS.
Mengutip laman, Pinisi.co.id, bahwa sosok AJD sebagai politisi berpengalaman, dan Wakil Ketua Dewan Penasehat KKSS ini memohon doa restu dari warga KKSS dan warga umum lainnya guna memuluskan maju sebagai calon presiden pada 2024 mendatang.
Lewat tagline Membawa Indonesia Lebih Baik, Ketua PBNU periode 1999-2009 ini, menggelorakan Pilihan Anda Menentukan Perubahan Masa Depan Bangsa.
Terkait poling, Warida menambahkan, grafik sejumlah tokoh NU yang masuk di dalam poling menunjukkan perubahan saat itu. Bahkan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj digeser dari posisi teratas oleh AJD, yang mantan anggota Komisi II DPR Fraksi PPP itu.
Sebagaimana dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Warida menyebutkan, AJD berada di posisi pertama karena dipilih oleh 23 persen masyarakat yang mengikuti poling. Sebaliknya Said Aqil Siradj hanya mendapat 6,2 persen suara dan Cak Imin 15,7 persen. “Tapi grafik dukungan ini masih sangat dinamis karena belum semua kandidat menghidupkan mesin politiknya untuk meraup dukungan secara maksimal,” ujar Warida.
Setelah AJD, Warida menyebutkan nama Menko Polhukam Mahfud MD yang menempati urutan kedua atau berada di atas Cak Imin diurutan ketiga, dengan perolehan suara poling 16,9 persen.
Kemudian, Tim Sembilan PBNU juga mendapati nama lain yang menjadi kejutan. Seperti nama eks Ketua Fraksi PPP DPR, Endin AJ Sofihara, yang mendapat suara poling 9,0 persen. Di bawahnya, ada nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sebesar 6,7 persen dan Said Aqil Siradj 6,2 persen.
Warida juga menyebutkan perolehan poling menjaring nama tokoh lainnya, diantaranya muncul nama Nasaruddin Umar yang memperoleh 3,4 persen suara, Menag Yaqut Cholil Qoumas 3,9 persen, dan putri Gus Dur, Yeni Wahid sebesar 3,9 persen.
Sosok AJD diyakini banyak pihak bisa menjadi tokoh alternatif dalam prosesi suksesi kepemimpinan nasional tahun 2024. Tak banyak tokoh Sulawesi Selatan yang muncul dengan kapasitas nasional menggantikan posisi Jusuf Kalla (JK) yang sempat jadi Wapres.
Kendati JK pernah menjadi Wapres, namun secara internal, tak pernah menduduki jabatan strategis di NU sebelumnya. Berbeda dengan JK, AJD sempat memegang posisi bergengsi di internal NU, sebagai Ketua PBNU dua periode berturut-turut.
Bukan hanya itu, AJD bahkan pernah menduduki jabatan Komandan Satkornas (Komandan Pusat) BANSER GP ANSOR. Sebuah jabatan bergengsi yang turun temurun dan identik hanya khusus dijabat para anak Kiyai NU asal tanah Jawa.
Pinisi.co.id juga menuliskan jika AJD paripurna sebagai seorang tokoh. Ia tidak saja sebagai politisi ulung, pria kelahiran Soppeng 12 Desember 1960 ini, juga dikenal sebagai orator, bergiat di banyak organisasi sosial kemasyarakatan, keagamaan, olahraga, daerah, pendidikan hingga profesi.
Masih menurut Pinisi.co.id, suami Dr. Hj. Andi Nurhiyari, Ketua Umum PP IWSS sekaligus Bendahara Umum Muslimat NU serta ayah empat anak ini juga adalah seorang saudagar Bugis Makassar yang mempunyai beragam lini usaha.
Kefamiliarannya di kalangan KKSS dan PBNU, membuat namanya semakin moncer. Sejak muda ia memang aktif di banyak organisasi dan tokoh muda kharismatik asal Sulawesi Selatan yang terlibat dalam berbagai isu-isu sosial dan kemanusiaan.
Selebihnya AJD pernah menjabat Rektor ke 3 Universitas Nahdatul Ulama (UNU) atau saat ini bernama UNUSIA. Juga pernah menjadi dosen di Universitas Negeri Makassar dan staf ahli rektor Trisakti Jakarta.
AJD meraih gelar magister di bidang Psikologi Pendidikan Universitas Padjajaran (Unpad) tahun 1993. Selanjutnya, meraih Doktor pada bidang Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, tahun 2000.
Saat ini AJD didaulat rekan-rekannya dari kalangan NU, untuk memimpin organ relawan berbasis Nahdliyin, sebagai Ketua Umum PeranNU (Pergerakan Aktifis Nahdliyin Nusantara) untuk Anies Presiden 2024. AJD dianggap oleh inisiator PeranNU, Gus Choi (H. Effendi Khoiri – Tokoh NU di Partai Nasdem), sebagai sosok paling tepat menakhodai PeranNU.
NU sendiri sebagai Ormas Islam terbesar di Indonesia saat ini disebut oleh para pengamat politik nasional masih akan kembali memberi warna dan penentu kemenangan calon presiden dalam kontestasi 2024 mendatang.
Fakta beberapa kali pemilihan presiden belakangan ini, kader NU menjadi penentu kemenangan Pilpres. Sebut saja JK menjadi penentu kemenangan SBY periode awalnya, begitu juga kemenangan Joko Widodo pada awalnya. Periode kedua Jokowi, kembali menang dengan menggandeng kader dan tokoh NU, KH. Ma’ruf Amin.
Dalam sebuah diskusi Poros Luar Pulau Jawa Bersatu pada medio 2022 lalu, nama AJD sempat menjadi pembahasan beberapa nara sumber sebagai tokoh yang pantas diajukan mendampingi salah satu calon presiden 2024.
Diyakini secara politik, menurut pembahasan diskusi tersebut, sosok AJD memiliki komparasi seimbang dengan JK yang berlatar NU dan juga tokoh luar Jawa yang bisa menjadi perekat kekuatan luar Jawa, sekaligus salah satu representasi Nahdatul Ulama.
Diketahui, saat ini, Dua orang Bakal Capres untuk 2024, kembali mengincar tokoh NU sebagai Bakal Cawapres, yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Mereka seolah berlomba menggaet tokoh NU sebagai pendamping dalam Pilpres mendatang. Apakah AJD menjadi salah satu alternatif? Biarkan proses waktu menjawabnya (wallahu a’lam bissawab).***
Penulis : Chandra
Editor : Chandra
