JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Anggota Komisi VI DPR RI, Rudi Hartono Bangun menyoroti soal strategi dan kebijakan Kementerian Investasi/BKPM terkait target investasi sebesar Rp1.650 Triliun. Pasalnya, melihat pertumbuhan ekonomi sejumlah negara-negara besar, China dan AS, hanya sekitar satu digit. “Apakah masih yakin kita bisa mengejar investasi sampai Rp1650 triliun, hingga akhir 2024,” katanya dalam rapat kerja dengan Menteri Investasi Rosan Roslani, terkait RKA Pagu Anggaran 2025, Pelaksanaan Realisasi anggaran dan investasi sampai Triwulan II TA 2024 dan Rencana Investasi Tahun 2025-2029, di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Politisi muda Nasdem ini juga menyinggung kinerja para deputy di Kementerian Investasi yang memiliki anggaran cukup tinggi, misalnya deputy promosi dan penanaman modal BKPM, sebesar Rp295 miliar, artinya deputy ini paling besar menyerap angaran. Jadi saya melihat deputi ini menjadi tulang punggung dan andalan di Kementerian Investasi,” paparnya.
Oleh karena itu, Legislator dari Dapil Sumatera Utara III itu, meminta agar para deputi Kementerian Investasi ini menjelaskan secara rinci strategi menarik investasi asing. “Saya belum melihat detailnya, bagaimaa deputy ini tugasnya berpromosi dan apakah sudah ada kantor-kantor cabang di luar negeri, dimana saja?,” terangnya sambil bertanya.
Sementara itu, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan realisasi investasi di RI hingga Juni 2024 mencapai Rp 829,9 triliun, atau 50,3% dari target investasi yang ditetapkan pada 2024 sebesar Rp1.650 triliun. “(Realisasi) apabila dibandingkan dengan target rencana strategis yang pertama sebesar Rp1.239 triliun atau capaian 67% dari target pada saat sekarang. Tetapi kalau mengacu kepada pertumbuhan perekonomian tahun 2024, yang di mana Bapak Presiden menetapkan target tambahan menjadi Rp1.650 triliun, sehingga target yang tercapai pada semester pertama 2024 adalah 50,3%,” papar Rosan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (03/09/2024).
Detailnya, Rosan menjabarkan bahwa realisasi tersebut terdiri dari realisasi di dalam pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Realisasi investasi di Jawa dan luar Jawa tersebut telah merata. “Realisasi investasi tersebut tentunya cukup merata antara Jawa dan luar Jawa, yaitu di Jawa kurang lebih 50,2% berbanding dengan 49,8%,” bebernya.
Dia mengatakan bahwa komposisi dari penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri juga cukup seimbang, yakni modal asing sebesar 50,8% dan modal dalam negeri sebesar 49,2%. Yang terpenting, lanjut Rosan, penyerapan tenaga kerja dari realisasi investasi di RI sepanjang semester 1 2024 ini mencapai lebih dari 1,2 juta orang. “Dan yang paling penting ini juga penyerapan tenaga kerja pada semester pertama 2024, hasil dari realisasi investasi menyerap 1.225.042 orang tenaga kerja Indonesia. Itu adalah penyerapan dari segi tenaga kerja,” pungkasnya.***
Penulis : Eko Cahyono
Editor : Eko Cahyono