JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM- Anak usaha Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berhasil meraup laba bersih US$326,2 juta (sekitar Rp4,84 Triliun).
Emiten berkode PGAS memperoleh laba tersebut 7 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. “PGN berhasil melanjutkan kinerja positif 2022, dengan kinerja volume niaga gas periode Januari sampai dengan Desember 2022 mencapai 896 BBTUD. Sedangkan untuk volume transmisi tahun 2022 adalah sebesar 1.190 MMSCFD,” kata Direktur Utama PGAS M Haryo Yunianto di Jakarta, Jumat (14/4/2023).
Lebih jauh Haryo menjelaskan bahwa ada sejumlah hal yang mendorong pertumbuhan laba bersih perseroan 2022. Pertama, PGAS mengembangkan kebijakan penerapan strategi keberlanjutan yang terintegrasi dengan seluruh proses bisnis, optimasi dan efisiensi.
Kedua, untuk menjaga margin perusahaan, PGAS meningkatkan kegiatan Niaga Gas Bumi kepada sektor-sektor baru dan moda beyond pipelines melalui inisiasi proyek LNG Retail dan pengembangan penyaluran gas via moda Compressed Natural Gas.
Selanjutnya, dari sisi operasional, volume lifting minyak dan gas (migas) di tahun 2022 meningkat menjadi 28.870 BOEPD dari 24.086 BOEPD serta adanya kenaikan ICP yang tinggi, termasuk hal yang signifikan berkontribusi pada kinerja keuangan tahun 2022.
Adapun transportasi minyak, juga menunjukkan kenaikan kinerja yang sangat signifikan yang mencapai 38.471 BOEPD dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 9.706 BOEPD. Untuk kinerja LPG processing mencapai sebesar 134 Ton per hari, meningkat signifikan dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar 92,7 Ton per hari.
Sepanjang 2022, PGAS juga terus meningkatkan akuisisi pelanggan baru dan menangkap peluang sinergi. Sehingga, jumlah infrastruktur pipa jaringan gas bumi naik 6,94 persen atau 748 km menjadi 11.524 km pada 2022 dan total pelanggan PGN yang mencapai 838.953 pelanggan. “Kami memegang komitmen sebagai Subholding Gas Pertamina untuk mewujudkan kemandirian energi di dalam negeri melalui penguatan pemanfaatan gas dan perluasan infrastruktur gas bumi, khususnya peningkatan peran pada masa transisi energi menuju Net Zero Emission(NZE),” pungkas Haryo.***
Penulis : Chandra
Editor : Chandra