JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM – PT.Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI berhasil meraup laba bersih Rp 1,46 triliun pada kuartal I-2023.
Kenaikan kinerja laba ini tembus 47,65 persen dibandingkan periode sama pada 2022 lalu. “Kami dapat menjaga keberlanjutan pertumbuhan ini dengan fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah, serta menjaga kualitas aset,” kata Direktur Utama BSI, Hery Gunardi di Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Lebih jauh Hery Gunardi menambahkan bahwa kinerja positif tersebut sejalan dengan pertumbuhan pada dana pihak ketiga (DPK), penyaluran pembiayaan, dan peningkatan aset perusahaan. Lebaran BSI tercatat mampu menghimpun DPK sebesar Rp 269,26 triliun sepanjang Januari-Maret 2023. Realisasi itu tumbuh 12,88 persen dibandingkan periode sama di tahun lalu.
Kinerja DPK itu didominasi oleh tabungan Wadiah yang mencapai Rp 43,53 triliun. Saat ini total tabungan mencapai Rp 115,12 triliun dan menjadikan BSI berada di peringkat ke-5 tabungan secara nasional.
Pencapaian itu memberikan pengaruh positif terhadap rasio cost of fund (CoF) BSI menjadi 1,97 persen, karena tabungan wadiah yang memberikan dampak efisiensi pengurangan biaya bagi hasil.
Sementara itu, dari sisi penyaluran pembiayaan tercatat mencapai Rp 213, 28 triliun di kuartal I-2023, atau tumbuh 20,15 persen dari periode sama di tahun lalu.
Pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross BSI juga terjaga di level 2,36 persen. “BSI fokus pada pembiayaan jangka panjang, prudent dan mendiversifikasi alternatif pembiayaan yang sesuai segmen nasabah. Dengan demikian, risiko pembiayaan dapat dimitigasi dengan baik sesuai dengan jenis pembiayaannya,” papar Hery.
Adapun porsi pembiayaan BSI didominasi oleh pembiayaan konsumer sebesar Rp 110,62 triliun, tumbuh 24,04 persen. Lalu disusul pembiayaan wholesale Rp 58,16 triliun yang tumbuh 17,29 persen, pembiayaan mikro Rp 19,32 triliun yang tumbuh 24,32 persen.
Sedangkan dari sisi aset, tercatat mencapai Rp 313,25 triliun di sepanjang Januari-Maret 2023, atau tumbuh 15,47 persen dibandingkan periode sama di tahun lalu. Seiring tumbuhnya aset, perseroan mencatat rasio keuangan yang solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Tercatat Rasio ROE (return of equity) BSI sebesar 18,16 persen.
Lalu rasio ROA (return of asset) sebesar 2,48 perseb dan rasio BOPO (biaya operasional) menjadi 69,65 persen. Artinya, dari sisi biaya BSI mencatat efektifitas dan efisiensi. “Kinerja perseroan tumbuh lebih baik juga didukung oleh strategic response yang tepat dan front loading di awal tahun ini, sehingga semua segmen bisnis tumbuh dan meningkat secara pasti,” tutup Hery.***
Penulis : Chandra
Editor : Chandra