Perbankan

Kinerja Investasi Asuransi Anjlok 252,8% Terimbas Covid-19

Kinerja Investasi Asuransi Anjlok 252,8% Terimbas Covid-19
Ilustrasi asuransi/republika.co.id

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Kinerja industri keuangan dalam negeri, khususnya perusahaan asuransi jiwa. Hal ini lantaran pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung 9 bulan benar-benar memukul. Bahkan terjadi terjadi penurunan hasil investasi yang cukup dalam pada kuartal III tahun ini. “Pendapatan dari sisi investasi, karena hasil investasi melambat 252,8 persen, di mana tahun 2019 lalu kuartal III tercatat hasil investasi Rp 11,5 triliun, tahun ini minus 17,57 triliun,” kata Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AAJI Wiroyo Karsono di Jakarta, Jumat (27/11/2020).

Lebih jauh kata Wiroyo Karsono, hasil investasi industri asuransi jiwa sepanjang kuartal III 2020 turun 252,8 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Secara kuartalan, hasil investasi asuransi jiwa juga tercatat masih minus sebesar 84,6 persen. “Pada kuartal II lalu, hasil investasi tercatat sebesar Rp 26,23 triliun. Pada kuartal III ini, hasil investasi tercatat sebesar Rp 4,05 triliun,” ujarnya.

Meski demikian, Wiroyo optimistis pemulihan akan mulai terjadi pada kuartal IV dan berlanjut di kuartal I tahun depan. “Karena kalau dilihat kuartal I minus Rp 47,85 triliun, kemudian sudah plus, dan kalau dilihat saat ini kondisi pasar modal dan SBN (Surat Berharga Negara) sudah baik,” terangnya.

Wiroyo menjelaskan, merosotnya hasil investasi industri asuransi jiwa sejalan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat mengalami kontraksi sejak pandemi resmi diumumkan terjadi. Dengan demikian, industri asuransi jiwa mulai menggeser portofolio investasi mereka. Porsi investasi saham yang semua sebesar 37 persen kini hanya 24,8 persen. Hal yang sama berlaku untuk investasi reksad dana yang porsinya menurun dari 34 persen menjadi sebesar 33 persen.

Adapun untuk investasi melalui instrumen sukuk dan SBN meningkat. Untuk SBN porsinya naik dari 15,3 persen menjadi 18,6 persen, dan sukuk dari 6,7 persen menjadi 8,9 persen. “Tren investasi kuartal III tahun ini agak beda dengan tahun lalu karena kondisi pasar berubah. Tahun lalu reksa dana dan saham meningkat, tapi tahun ini turun porsinya karena ada penurunan nilai daripada saham,” jelas Wiroyo. ***

BERITA POPULER

To Top