Nasional

Ketua MPR Menerima Kunjungan BEM Se-Indonesia

Ketua MPR Menerima Kunjungan BEM Se-Indonesia

Ketua MPR Minta Elemen Bangsa Menghormati Hukum

JAKARTA, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menerima kunjungan audiensi perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan perwakilan Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI). Kedua delegasi mahasiswa itu menyampaikan pesan yang sama yaitu menyuarakan keprihatinan rakyat tentang berbagai persoalan bangsa yang sedang dialami bangsa dan berdampak sangat buruk di tengah-tengah masyarakat.

Audiensi yang digelar di Gedung MPR RI Jakarta, Senin (9/1/2017). “Bangsa Indonesia memang sedang dihadapi berbagai persoalan, khususnya intoleransi. Permasalahan di Jakarta menjelang Pilkada serentak Februari 2017. Sebenarnya tidak ada permasalahan dalam penyelenggaraan Pilkada bahkan Indonesia pernah menyelenggarakan Pilkada serentak dan semuanya berjalan dengan lancar, tanpa kendala apa-apa, tidak ada kerusuhan, tidak ada konflik, makanya semua harus dewasa dan menghormati hukum,” tegas Ketua Umum PAN itu.

Bahkan di beberapa daerah yang penduduknya mayoritas muslim, kepala daerahnya berbeda agama dan sebaliknya tidak ada masalah berjalan lancar saja. “Intinya, sebenarnya permasalahan perbedaan itu sudah tidak perlu diperdebatkan lagi karena semua sudah selsai. Kita bangsa Indonesia sudah bersepakat untuk hidup bersatu dalam wadah negara NKRI tanpa melihat perbedaan. Jadi, sekarang bangsa ini harus move on jangan membicarakan perbedaan yang membawa kita bukan maju malah mundur,” ujarnya.

Menurut Zulkifli, seluruh anak bangsa terutama generasi muda bangsa harus kompak bersama-sama membangun karakter bangsa dan memahami nilai-nilai yang ada dalam Pancasila. “Pembangunan karakter bangsa bukan pekerjaan satu dua hari. Membangun karakter bangsa butuh kontinuitas upaya dan dukungan serta kiprah aktif seluruh elemen rakyat Indonesia,” tambahnya.

Ketua delegasi BEM SI Bagus Wibisono menyampaikan bahwa rakyat Indonesia saat ini sedang mengalami kesulitan dengan naiknya berbagai kebutuhan masyarakat seperti harga pangan sampai kenaikan BBM dan penerbitan STNK BPKB.

“Kami mahasiswa merasakan dampak kenaikan terutama kenaikan harga pangan sangat memberatkan rakyat. Kami berharap pemerintah melakukan evaluasi dan melakukan kebijakan-kebijakan yang tidak mempersempit kehidupan rakyat,” kata Bagus.

Di sisi lain Ketua Umum PP GMKI Sahat Martin Philip Sinurat menyampaikan beberapa pemikiran yang dalam beberapa waktu terakhir telah juga disuarakan di berbagai forum diskusi dan media massa yang utama adalah tentang masakah intoleransi yang saat ini makin mengemuka tajam pasca kasus Pilkada DKI Jakarta.

“Intoleransi makin muncul pasca kasus yang melibatkan Ahok. Isu suku, agama dan ras menjadi perbincangan dan wacana debat yang panas bahkan sampai ke daerah. Kami berharap jangan sampai persoalan tersebut memecah bangsa dan menjadi konflik. Jangan sampai apa yang terjadi di Jakarta membuat kegusaran juga di daerah -daerah,” katanya.

Menurut Sahat, globalisasi teknologi informasi seperti maraknya bermunculan media sosial sedikit banyak sangat mempengaruhi berbagai persoalan yang mengarah kepada intoleransi. Dalam media sosial banyak sekali bermunculan wacana-wacana yang sangat ekstrim seperti menjelek-jelekan simbol negara, menjelek-jelekan agama dan ras dan menjelek-jelekan nilai-nilai luhur bangsa.

“Pemerintah dan lembaga negara seperti MPR kami harap sadar akan hal tersebut, dampak negatifnya sangat luar biasa jika tidak segera ditangani. Pemeirintahn dan lembaga negara harus menjaga dengan betul persatuan dan kesatuan bangsa serta menjaga kebhinnekaan,” pungkasnya.

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top