YOGAYAKARTA- Jojga Halal Festival 2018 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, resmi ditutup, Minggu malam (14/10/2018).
Istimewanya, event yang baru pertama kali digelar itu ditutup Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) KH Ma’ruf Amin. Penutupan dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan. Termasuk tarian dari daerah di Indonesia.
Kiai Ma’ruf memberikan penghargaan dan apreasiasi tinggi kepada MES Yogyakarta yang berhasil menggelar Jojga Halal Festival 11-14 Oktober 2018.
“Saya berikan penghargaan karena festival berhasil dilaksanakan dengan dihadiri sekian banyak peserta dan pengunjung,” kata Kiai Ma’ruf dalam sambutannya sebelum menutup secara resmi Jogja Halal Festival 2018.
Kiai Ma’ruf menuturkan bahwa halal semula dimaksudkan untuk perlindungan kepada umat dari mengonsumi makan minum yang tidak halal. Menurut dia, memberikan perlindungan kepada umat dari yang tidak halal itu merupakan perintah agama. Namun, Kiai Ma’ruf menegaskan, sekarang ini halal tidak hanya menyangkut persoalan makanan, tidak sekadar untuk memberikan perlindungan kepada umat.
“Tapi berkembang menjadi arena dan wilayah bisnis di seluruh dunia. Halal bukan hanya di Indonesia, tapi sudah menjadi isu global,” ungkap Kiai Ma’ruf.
Dia menuturkan, kalau negara yang mayoritas nonmuslim saja sudah mengembangkan produk halal, harusnya Indonesia lebih bersemangat lagi untuk mengembangkannya. Bahkan, lebih sering lagi menggelar festival terkait produk halal.
“Saya selaku Ketua MUI pernah berkunjung ke Korea. Karena Korea ini mengembangkan halal. Bahkan saya sampai di satu daerah, namanya Naminara Island. Itu pulau Naminara, pusat wisata seluruh dunia. Disana saya disambut luar biasa. Sampai disambut spanduk welcome chariman MUI, Kiai Ma’ruf Amin. Saya bilang, saya di Indonesia tidak pernah di welcome-welcome. Tapi gara-gara halal, sampai di Korea saya di welcome-welcome.
Bahkan, yang luar biasa, sampai menghormati kita, bendera merah putih yang besar-besar, lebih dari 500 bendera dikibarkan di Naminara Island.
Dalam kesempatan itu, Kiai Ma’ruf juga mengajak masyarakat agar halal menjadi kehidupan.
“Karena itu, saya ingin mengajak, agar halal ini menjadi kehidupan kita. Halal is my life.
Saya ingin meneriakannya, halal is my life. Jawabannya halal, halal, halal. Ini bukan kampanye. Ini kampanye halal. Saya ini calon wakil presiden tapi kampanye nya tidak disini. Saya ngasih tahu saja, nanti ada tempatnya. Disini saya kampanye halal.
Halal is my life. Halal, halal, halal. Sekali lagi halal is my life. Halal, halal, halal,” kata Kiai Ma’ruf, yang kemudian diikuti pengunjung yang hadir.
Ma’ruf bersyukur Indonesia sudah memiliki Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Kiai Ma’ruf yakin bahwa setelah 2019 halal sudah menjadi mandatory atau wajib. “Oleh karena itu saya perkirakan kalau sekarang 15-20 persen bersertifikat halal produk kita, sesudah 2018 halal menjadi mandatory hingga mencapa 80-100 persen,” kata Kiai Ma’ruf.
Lebih lanjut Kiai Ma’ruf menegaskan bahwa Presiden Jokowi sudah meminta agar Indonesia tidak tidak hanya jadi pasar dan konsumen produk halal. Namun, Indonesia harus menjadi produsen. “Produk halal kita harus dipasarkan di seluruh dunia,” katanya.
Setelah memberikan sambutan Kiai Ma’ruf kemudian secara resmi menutut Jogja Hala Festival. Penutupan ditandai dengan pemukulan bedug. Dalam kesempatan itu hadir antara lain Ketua Umum MES Pusat Wimboh Santoso, Ketua Kadin Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi.
Sebelumnya, Ketua MES Yogyakarta Mursida Rambe melaporkan jumlah stan yang terisi dalam Jogja Halal Festival itu mencapai 217. Menurutnya pula, hingga Minggu (14/10), pukul 18.00, jumlah pengunjung tercatat sebanyak 31 ribu. “Omzet lebih dari Rp 10 miliar,” ungkap Mursida. Menurut Mursida, ini menjadi sebuah sejarah di Yogyakarta karena baru pertama kali digelarnya festival yang menggunakan kata-kata halal. “Hal ini menjadi perhatian bersama bahwa Yogyakarta memang istimewa,” kata Mursida.(nto)