Market

Jelang IPO, Harga Saham Mitratel Disebut Mahal Oleh DPR

Jelang IPO, Harga Saham Mitratel Disebut Mahal Oleh DPR
Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Golkar, Nusron Wahid/Foto: Anjasmara

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Anggota Komisi VI DPR, Nusron Wahid mengkritik nilai saham Mitratel yang ditawarkan ke publik sebesar Rp800/saham masih terlalu mahal. Karena itu, DPR minta agar value dari anak usaha Telkom Indonesia perlu dikaji kembali. “Harganya ketinggian itu,” katanya ditemui wartawan di DPR, Jakarta, Rabu (17/11/2021).

Namun demikian Politisi Golkar itu menduga bahwa PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berani mematok harga sebesar itu, karena benchmarking itu diproyeksikan mencapai 12 kali EBITDA. “Harusnya dia bisa mencontoh dari Protalindo (Tower), saat itukan cuma 9 atau 10 kali EBITDA,” ujarnya.

Disisi lain, Nusron menduga Mitratel menawarkan harga sebesar itu, karena sejalan dengan dihapuskannya sektor ini dari Daftar Negatif Investasi (DNI). Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal yang dikeluarkan pada 2 Februari 2021.

Dengan dikeluarkannya sektor telekomunikasi dari DNI, maka para investor asing dapat melakukan penyertaan langsung alias foreign direct investor (FDI) ke sektor ini. Bahkan, dalam beleid terbaru ini banyak sektor usaha di bidang telekomunikasi yang tadinya ada pembatasan kepemilikan asing menjadi terbuka, salah satunya adalah sektor menara telekomunikasi. “Dari sinilah Mitratel yakin bahwa value sebesar Rp800/saham bakal laku keras. Ya memang benar, asing akan tertarik kalau bisa menguasai manajemen. Dia bisa mengkuisisi mayoritas,” terangnya.

Lebih jauh kata Nusron, saham Mitratel akan laku keras, manakala Mitratel ini Mitra menjual sahamnya sekitar 51% hingga 60% tanpa IPO kepada American Tower. “Jadi kemungkinan laku 20 kali EBITDA. Karena American Tower bisa menguasai secara mayoritas,” paparnya.

Namun, lanjut Nusron, karena Mitratel ini menjual sahamnya melalui IPO dan hanya sekitar 29% saham yang dijual (Minoritas), maka harganya tentu akan berbeda dong. “Karena penguasaan saham lewat IPO itu hanya minoritas, maka sudah pasti harga valuasinya beda. Karena orang punya saham minoritas, tak bisa menguasai secara manajemen,” imbuhnya.

Sebelumnya, dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah mengungkapkan saham MTEL ditawarkan dengan harga Rp 775-Rp 975/saham dengan jumlah yang ditawarkan sebanyak-banyak 25.540.000.000 saham atau setara dengan 29,85%.

Namun Ririek enggan membeberkan harga penetapan IPO dengan para penjamin emisi. “Angka persisnya nantinya ini masih proses [harga IPO], ada literasi yang dilakukan menyesuaikan aturan yang ada, tapi 29,8% ini angka maksimum,” imbuh dia.

“Total yang diharapkan adalah Rp 15 triliun sampai Rp 24 triliun dan ini semua akan masuk kepada Mitratel.”

Dikatakan Ririek lagi, manajemen Telkom menyebutkan aksi korporasi pelepasan saham anak usaha menara ini akan memberikan dampak positif kepada perusahaan. Rencana IPO juga akan memberikan permodalan yang kuat bagi anak usaha Telkom di bisnis menara ini untuk mengembangkan bisnis. ***

Penulis   : Iwan Damiri
Editor     : Kamsari

 

BERITA POPULER

To Top