Industri & Perdagangan

Januari 2022, Neraca Dagang Indonesia Surplus US$930 Juta

Januari 2022, Neraca Dagang Indonesia Surplus US$930 Juta
Presiden Jokowi melepas ekspor perdana mobil Isuzu Traga pada 12/12/2019/Sumber Foto: Setkab

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Posisi neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$930 Juta pada Januari 2022 dengan nilai ekspor US$19,16 Miliar dan impor US$18,23 Miliar. Adapun komoditas non migas penyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja. Tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat, Filipina, dan India. “Neraca perdagangan kita ini telah membukukan surplus 21 bulan beruntun,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Setianto di Jakarta, Selasa, (15/2/2022).

Lebih jauh Setianto menjelaskan surplus ke Amerika Serikat mencapai US$1,96 Miliar dengan komoditas utama penyumbang surplus yaitu pakaian dan aksesorisnya rajutan, serta pakaian dan aksesorinya bukan rajutan. Kemudian, surplus perdagangan RI dengan Filipina mencapai US$537,8 juta dengan komoditas penyumbang surplus terbesar adalah kendaraan dan bagiannya, serta bahan bakar mineral. Surplus perdagangan dengan India senilai US$428,8 juta dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewan nabati, serta bijih logam perak dan abu.

Sementara itu, perdagangan RI juga mengalami defisit neraca perdagangan, di mana defisit terbesar terjadi dengan Tiongkok, Thailand, dan Australia. “Tiongkok defisitnya mencapai US$2,2 Miliar. Komoditas utama penyumbang defisit yaitu mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya. Dan mesin dan perlengkapan elektrik atau bagiannya,” ujar Setianto.

Kemudian, perdagangan dengan Thailand mengalami defisit senilai US$430,2 juta dengan komoditas terbesar defisit dengan Thailand yakni plastik dan barang dari plastik, serta gula dan kembang gula. Selain itu, perdagangan RI dengan negeri kanguru Australia juga terjadi defisit sebesar US$233,6 juta dengan komoditas terbesar defisit tersebut yaitu serealia dan bahan bakar mineral. ***

Penulis    :  Iwan Damiri
Editor      :  Kamsari

BERITA POPULER

To Top