Investasi

Investasi Diharapkan Tumbuh 5 Persen Guna Jaga Ketahanan Ekonomi

Investasi Diharapkan Tumbuh 5 Persen Guna Jaga Ketahanan Ekonomi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Inderawati/Foto: Anjasmara

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COMPemerintah berharap investasi tumbuh melebihi 5 persen agar ketahanan ekonomi Indonesia terjaga di tengah kenaikan suku bunga global karena inflasi tinggi dunia. Pasalnya, pada triwulan III-2022 sudah tumbuh 4,9 persen. “Ini yang akan kami lihat pada 2023, apakah investasi bisa tumbuh tetap terjaga di atas 5 persen, karena triwulan III-2022 sudah mendekati 5 persen,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Inderawati di Jakarta, Jumat, (2/11/2022).

Menurut Ani-sapaan akrabnya menjelaskan bahwa tidak hanya global, di dalam negeri pun Bank Indonesia (BI) terpaksa menyesuaikan tren tersebut dengan turut menaikkan suku bunga acuan hingga 175 basis poin (bps) sampai saat ini.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan kenaikan suku bunga acuan di global maupun di domestik tentunya akan berdampak ke perekonomian Indonesia, utamanya pada tahun depan, karena BI baru menaikkan suku bunga acuan pada menjelang akhir tahun ini. Maka dari itu, kondisi tersebut akan dilihat lebih lanjut untuk menakar ketahanan investasi di dalam negeri lantaran kenaikan suku bunga acuan cepat atau lambat akan bertransmisi kepada suku bunga perbankan.

Naiknya suku bunga perbankan tentunya akan mempengaruhi keinginan pengusaha untuk berekspansi karena sudah mulai tingginya bunga pinjaman. “Teman-teman perbankan nanti yang akan lihat pertumbuhan kredit kepada dunia usaha apakah akan tetap terjaga atau tidak. Apakah nanti perusahaan-perusahaan akan tetap melakukan penawaran perdana saham supaya penanaman modal dan investasi itu tetap terjadi,” tuturnya.

Selain investasi, Sri Mulyani menyebutkan konsumsi yang memiliki porsi hingga 57 persen dari produk domestik bruto (PDB) juga harus tetap dijaga tumbuh di atas 5 persen untuk menghadapi gejolak global tahun depan. Oleh karenanya pemerintah terus mendorong daya beli masyarakat agar tetap terjaga di tengah inflasi yang meningkat.

Tak hanya investasi dan konsumsi, ekspor yang pada tahun ini tumbuh sangat tinggi pun akan diperhatikan pada tahun depan, karena pada 2023 terdapat potensi resesi global yang kemungkinan membuat harga komoditas dan permintaan ekspor tidak setinggi tahun ini. ***

Penulis : Iwan Damiri
Editor   : Kamsari

Print Friendly, PDF & Email
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

To Top