JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Anggota Komisi VI DPR Intan Fauzi meminta bank Himbara berperan lebih banyak untuk membangkitkan UMKM paska pandemi Covid-19. Karena itu, UMKM perlu mendapat keringan bunga pinjaman. “BRI, yang sudah berstatus sebagai induk holding UMKM, dimana ada pegadaian dan PNM, mohon bisa dikurangi suku bunga kredit UMKM,” kata dalam rapat dengar pendapat dengan Direktur Utama PT BRI (Persero) Tbk., Direktur Utama PT BNI (Persero) Tbk., Direktur Utama PT BTN (Persero) Tbk., Direktur Utama PT Mandiri (Persero) Tbk. Dengan agenda Kinerja Korporasi dan RKAP T.A. 2022 2 dan Evaluasi Program PEN dalam Program Relaksasi Kredit Perbankan, Selasa, (13/9/2022).
Malah, kata Anggota Fraksi PAN, pada pertemuan rapat terakhir dengan Meneg BUMN, Ercik Tohir sudah mewacanakan bahwa suku bunga kredit UMKM hingga 0%. Namun tentunya hal ini tergantung dari BI yang berlaku bagi UMKM.
Disisi lain, Ketua umum PUAN ini menyoroti masalah tingginya bunga kredit yang diberikan dari PT.Permodalan Nasional Madani (PNM). Tapi disatu sisi, BRI dengan KUR-nya malah menawarkan dengan bunga 6%. “Bunga ini dinilai masih tinggi, karena itu masyarakat jadi takut ke bank. Padahal dari sisi bunga, jauh lebih rendah dari PT.PNM,” ujarnya lagi.
Legislator dari Dapil Jabar VI ini menambahkan agar perlu sinergi, alias disinkronkan terkait suku bunga kredit ini. Alasannya karena sudah ada induk holding UMKM, dimana BRI sebagai induknya.
Ditempat yang sama, Direktur Utama BRI Sunarso, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan porsi penyaluran kredit sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 85% pada 2024. “Pinjaman mayoritas didominasi UMKM kredit yang didorong ultra mikro dan mikro tumbuh 15,1% Yoy,” ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI Jakarta, Selasa (1/9/2022).
Hal tersebut sesuai dengan fokus bisnis perseroan dalam memenuhi permintaan pembiayaan sektor mikro yang hingga saat ini masih banyak yang kesulitan mengakses bank. Target tersebut sejalan dengan perfoma penyaluran kredit selama ini. Hingga pertengahan tahun ini, porsi kredit UMKM terhadap total portofolio kredit keseluruhan sebesar 81,3% atau naik sebesar 15% secara tahunan.
Menurut Sunarso, angka itu merupakan angka tertinggi dalam sejarah. Artinya, sektor UMKM masih mendominasi total kredit di perbankan dengan aset terbesar di Indonesia tersebut. “Kredit UMKM sebesar 81,3% ini adalah porsi UMKM tertinggi sepanjang sejarah karena dulu UMKM 75 hingga 78% maksimal. Kita niatkan fokus 83,3% dari total portofolio kredit. Cita-cita kita di 2024 kita mencapai kredit umkm 85% dari total portofolio kredit,” paparnya.
Sunarso menegaskan, perseroan menggunakan prinsip Kejati-hatian dalam pengelolaan kredit tersebut melalui restrukturisasi dan pencadangan hingga kredit bermasalah Non Performing Ratio sebesar 3,26%. Sementara, rasio kecukupan cadangan terhadap NPL sebesar 266% atau 2,66 kali. Artinya jika terjadi kredit macet memiliki bantalan yang kuat dalam menopang kinerja keuangan perseroan. “Kredit ultra mikro di situasi yang sulit seperti pandemi ini kita menunjukkan pengelolaan aset kita dengan prinsip risk manajemen yang baik,” ucapnya.***
Penulis : Iwan Damiri
Editor : Kamsari
