JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa inflasi November mencapai 0,38 persen secara bulanan (month-to-month/mom). Inflasi secara tahunan tercatat 2,86 persen pada November 2023. Sedangkan, angka inflasi Indonesia sepanjang tahun mencapai 2,19 persen.
Disisi lain, tekanan inflasi dari komoditas beras semakin melemah pada November 2023. Bahwa inflasi beras pada November 2023 sebesar 0,43 persen secara bulanan dengan andil pada inflasi 0,04 persen. “Melandainya tekanan inflasi beras terjadi seiring dengan penurunan harga (deflasi) beras di beberapa kota,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud di Jakarta, Jumat (1/12/2023).
Berdasarkan data BPS, kata Edy, menunjukkan bahwa sejak Agustus 2023 beras mencatatkan kenaikan inflasi yang tinggi. Inflasi beras pada Agustus 2023 tercatat sebesar 1,43 persen secara bulanan. Kemudian, inflasi beras pada September 2023 tercatat 5,61 persen secara bulanan.
Beras juga mengalami inflasi pada Oktober 2023 sebesar 1,72 persen secara bulanan. “Kondisi tersebut sejalan dengan kondisi yang terjadi pada inflasi beras di akhir 2022. Bulan November tahun lalu tekanan inflasi beras melemah dibandingkan bulan sebelumnya,” ungkapnya lagi.
Lebih jauh Edy Mahmud menambahkan terdapat 21 kota yang mengalami deflasi beras. Jumlah ini bertambang dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Namun, BPS juga menemukan masih terdapat sekitar 59 kota yang mengalami kenaikan harga beras.
Sebagai informasi, beras menjadi komoditas utama penyebab inflasi pada Oktober 2023. Selama 2023, beras juga menyumbang andil inflasi terbesar yaitu sebesar 0,49 persen secara tahun kalender atau year to date (ytd) di Oktober 2023.
“Beras merupakan komoditas penyumbang andil inflasi terbesar selama 3 bulan berturut-turut sejak Agustus sampai dengan Oktober 2023 ini secara akumulatif,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, Rabu (1/11/2023).***
Penulis : Iwan Damiri
Editor : Kamsari