Industri & Perdagangan

Industri Manufaktur Sumbang 41,81 Persen Bagi Ekonomi Jawa Barat

Bisnis Laundry Cukup Menggiurkan MengunakanTransaksi Digital
Ilustrasi Industri/Foto: Anjasmara

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-
Sektor industri selama berperan penting dalam memberikan efek yang luas bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Oleh karena itu Kementerian Perindustrian terus memfasilitasi pembangunan kawasan industri untuk menampung investasi.

“Kami terus berupaya mengawal program dan kebijakan sektor industri agar tepat sasaran, termasuk dalam upaya mempercepat pengembangan kawasan industri di seluruh wilayah Indonesia,” kata Inspektur Jenderal Kemenperin Masrokhan di Jakarta, Minggu (3/10/2021).

Irjen Kemenperin mengemukakan, di masa pandemi Covid-19, Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang mendukung sektor industri sehingga berdampak pada kenaikan kinerjanya. Berasarkan data BPS, pada triwulan II tahun 2021,tercatat industri tumbuh sebesar 6,91 persen sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7,07 persen.

Sektor industri pengolahan nonmigas juga masih menjadi motor penggerak bagi roda perekonomian nasional, dengan kontribusinya terhadap PDB nasional sebesar 17,34 persen pada triwulan II-2021.

“Di tengah keterbatasan karena pandemi, sektor industri masih menunjukkan sebagai prime mover perekonomian Indonesia,” ungkapnya.

Oleh karena itu, selama pandemi Covid-19, Kemenperin bertekad untuk menjaga aktivitas sektor industri agar bisa berkontribusi dalam mempercepat upaya pemulihan ekonomi nasional. Langkah ini diwujudkan melalui penerbitan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI).

“Kami optimistis, dengan beroperasinya sektor industri, tentu akan membawa dampak positif bagi keberlangsungan investasi dan serapan tenaga kerja. Bahkan, turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah,” papar Masrokhan.

Misalnya, Jawa Baratadalah salah satu provinsi yang memberikan kontribusi signfikan pada PDB nasional. Tercatat pada tahun 2020, Provinsi Jawa Barat memberikan kontribusi sebesar Rp 626 triliun atau  14,05 persen bagi PDB nasional.

“Sektor industri pengolahan di Provinsi Jawa Barat menjadi kontributor terbesar bagi struktur PDRB Provinsi Jawa Barat, yaitu hingga 41,81 persen,” ujar Masrokhan.

Berdasarkan komoditasnya, ekspor Jawa Barat di triwulan I 2021 didominasi oleh produk elektronik dengan pangsa sebesar 18,76persen dari total ekspor, kemudian produk otomotif sebesar 17,67 persen, tekstil dan produk tekstil (TPT) sebesar 14,84 persen, serta kimia sebesar 7,92 persen.

Secara khusus, ekonomi Jawa Barat pada triwulan II-2021 secarayear on year (yoy) tumbuh sebesar 6,13 persen. Hal ini menunjukkan pada triwulan II-2021 perbaikan ekonomi sudah terlihat semakin membaik, setelah empat triwulan terakhir ekonomi terkonstraksi karena dampak pandemi Covid-19.

“Sejalan dengan Provinsi Jawa Barat, industri pengolahan nonmigas juga berperan penting  menjadi kontributor terbesar bagi struktur PDRB Kabupaten  Bogor sebesar 53,67 persen,” sebut Masrokhan.

Oleh karena itu, Kemenperin memberikan apresiasi terhadap kinerja sektor industri di Jawa Barat, khususnya di Bogor.

Kemenperin mencatat, saat inisecara keseluruhan terdapat 42kawasan industri diJawa Baratyang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri dan telah beroperasi.

Seluruh kawasan industri tersebut menempati lahan lebih dari  19.602,92hektare.
“Jawa Barat adalah provinsi yang memiliki kawasan industri terbanyak dan lahan industri terluas di Indonesia,” kataDirektur Perwilayahan Industri
Kemenperin, Ignatius Warsito.

Untuk mencapai sasaran pembangunan industri dan peningkatan pemakaian lahan peruntukan industri
, Kemenperin telah melakukan berbagai program di antaranya  pembangunan sumber daya industri,  pembangunan sarana dan prasarana industri
pemberdayaan industri
pembangunan perwilayahan industri pemberdayaan IKM,  serta melakukan pengembangan Kawasan Industri Halal.

“Kawasan Industri  Sentul  merupakan salah satu kawasan industri yang telah memiliki IUKI dan telah beroperasi serta tercatat mengembangkan
lahan seluas kurang lebih 120 hektar dan dihuni oleh industri PMA maupun PMDN,” ungkap Warsito.

KI Sentul telah didukung dengan berbagai fasilitas infrastruktur untuk menciptakan kenyamanan pelaku usaha maupun industri, antara lain: Pengolahan Air Bersih (WTP), Jaringan Pipa Gas, Gardu Induk PLN, Jaringan Telepon, Jaringan Internet, Jaringan Jalan dan akses ke pelabuhan berupa jalan tol.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Keuangan dan Akunting PT Bogorindo Cemerlang, Eka Cipta menyampaikan bahwa PT Bogorindo Cemerlang akan melakukan perluasan investasi berupa pembangunan kawasan industri di Sukabumi, mengingat lahan yang tersedia Kawasan Industri Sentul yang saat ini hanya tinggal tersisa 3 Ha untuk dipasarkan.

“Kami perlukan dukungan pemerintah dalam hal percepatan pembangunan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi dan kepastian pembangunan bandara Sukabumi untuk mendukung rencana perluasan  inivestasi ini,” ujarnya. ***

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top