DEPOK, SUARAINVESTOR.COM-Ketua Umum Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center, Hardjuno Wiwoho mengatakan transisi kenormalan baru (New Normal-red) harus disiapkan secara teliti melalui kajian yang komprehensif dengan mempertimbangkan kondisi masing-masing wilayah. Hal ini sangat penting guna meminimalisir ekses negatif dari penerapan kenormalan baru itu.
“Saya kira, implementasi new normal itu memang tidak bisa dihindari. Namun harus melalui kajian yang matang. Jangan grasa grusu karena ini menyangkut nyawa rakyat Indonesia,” ujar Hardjuno saat menggelar Bakti Sosial (Baksos) di SMP/SMK Karya Putra Bangsa Jl. H. Kaffi No 09 RT 01 RW 09 Kel. Cimpaeun Kecamatan Tapos Kota Depok, Sabtu (30/5/2020).
Kegiatan Baksos ini juga dihadiri Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Harris Bobihoe, Anggota DPRD Kota Depok yang juga Ketua Satgas Lawan Covid 19 DPRD Kota Depok, Hamzah, Anggota DPRD Kota Depok yang juga ulama Ustad Irfan dan tokoh masyarakat, KH.Robby.
Hadir juga Ketua Dewan Pembina HMS Center Mayjend TNI (Purn) Syamsu Djalal, Dewan Pembina HMS Center Lily Wahid, Ketua Tim Advokasi Kesehatan HMS Center Dr D’Hiru, Sekretaris Umum HMS Center Darma Alwi, Bendahara Umum HMS Center Drs. Pambudi Pamungkas Karyo, Ketua Bidang Hukum HMS Center Rahmat Hijjir dan Ketua OKK HMS Center Fitriyadi.
Turut hadir dalam kegiatan Baksos ini Ketua Harian Paguyuban Lamahu Gorontalo di Jakarta, H. Hamzah Isa dan Wasekjen Lamahu, Syaifullah Ngiu. Dalam Baksos ini, HMS Center memperkenalkan jamu Herbal Kenkona serta meminta testimoni Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna. Tak lupa, HMS Center membagikan sekitar 2000 paket Jamu Herbal Kenkona kepada masyarakat di Tapos Depok.
Menurutnya, penerapan kenormalan baru terlalu terburu-buru. Pasalnya, kasus Covid-19 masih tinggi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan bermunculan klaster-klaster baru penyebaran covid-19 di Indonesia.
Berdasarkan data Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per hari ini Jumat (29/5) sejumlah 25.216 orang. Dari angka tersebut, sebanyak 17.204 orang dirawat.
Sementara pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 6.492 orang dan meninggal dunia 1.520 orang. “Saya kira, hidup berdamai dengan Covid-19 belum cocok diterapkan di Indonesia karena perkembangan kasusnya masih tinggi,” jelasnya.
Di Indonesia ujarnya jumlah penularan covid-19 masih masif.
Karena itu, memaksakan new normal Covid-19 di Indonesia sama saja bunuh diri. “Yang saya takutkan, akan terjadi ledakan warga yang terpapar covid-19 ini sehingga perlu pertimbangan yang matang,” pintanya.
Meski demikian, Hardjuno berharap agar transisi menuju tatanan baru harus berjalan dengan pengawasan ketat tanpa ketakutan.
Untuk itu, pemerintah harus punya program mensekseskan kehidupan normal baru di Indonesia. Jika tidak, berpotensi mengalami kegagalan sosial di negeri ini. “Jangan sampai banyak yang angkat tangan dan berteriak, “Terserah”,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan komunikasi pemerintah saat implementasi new normal harus jelas dan terkoordinasi.
Tujuannya, agar seluruh elemen masyarakat taat menjalankan peraturan sehingga new normal ini berhasil. “Seluruh dunia saat ini perang melawan musuh yang tidak nampak yaitu Virus Corona yang berdampak pada semua lini kehidupan kesehatan, sosial, ekonomi.Kita harus menang melawan Covid 19 dengan kedisiplinan, sehingga dapat kembali ke kehidupan normal,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna mengapresiasi Baksos yang digelar HMS Center ini.
Dia berharap, Baksos ini menjadi trigger bagi elemen civil society lainnya agar senantiasi hadir bersama masyarakat.
“Atas nama Pemkot Depok, saya berterima kasih kepada HMS Center. Semoga kegiatan ini mendorong elemen masyarakat yang lainnya agar hadir ke tengah masyarakat dan umat,” pungkasnya. ***