Investasi

Hingga September 2023, Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 11,7 Juta

Hingga September 2023, Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 11,7 Juta
Ilustrasi/Foto: Dok Suarainvestor

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-PT.Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat investor pasar modal mengalami pertumbuhan yang konsisten selama beberapa tahun terakhir. Jumlah investor pasar modal Indonesia berdasarkan single investor identification (SID) telah mencapai 11,72 juta sampai dengan September 2023. “Pertumbuhan investor selama sekitar 10 bulan terakhir ditopang oleh pertumbuhan investor reksa dana sebesar 14,4 persen dan investor Surat Berharga Negara (SBN) 15,45 persen,” kata Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada Jumat (27/10/2023), Samsul mengatakan, pertumbuhan juga dicatatkan oleh investor saham selama sekitar 10 bulan terakhir yang meningkat 13,27 persen. Secara rinci, jumlah investor pasar modal terdiri dari 5,02 juta investor saham, 10,99 juta investor Reksa Dana, dan 959.000 investor surat berharga negara (SBN).

Jika digabung dengan SID peserta tabungan perumahan rakyat (Tapera), maka total jumlah SID telah mencapai 16 juta. Jumlah investor pasar modal Indonesia tumbuh 13,76 persen dari tahun sebelumnya 10,31 juta. Sementara itu dari sisi demografi, data KSEI per September 2023 menunjukkan bahwa investor pasar modal di Indonesia masih didominasi oleh milenial dan gen Z dengan usia 30 tahun ke bawah dan 31 sampai 40 tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 80 persen.

Hal tersebut sejalan dengan tingkat pendidikan investor yang didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan jumlah 60,28 persen. Kepemilikan aset investor muda cenderung meningkat dibandingkan tahun lalu. Hal ini memperlihatkan peningkatan antusiasme investor muda. Dari sisi pekerjaan, 32,86 persen investor merupakan pegawai, disusul dengan pelajar sebesar 26,5 persen.

Sedangkan untuk data kinerja operasional, nilai aset yang tercatat di sistem utama central depository and book-entry settlement system (C-BEST) meningkat 6 persen dari tahun lalu menjadi Rp 7.120 triliun. Peningkatan tersebut sejalan dengan nilai kapitalisasi pasar serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Selain itu, KSEI mencatatkan frekuensi pemindahbukuan efek sebanyak 3,9 juta kali atau meningkat 48,85 persen dari tahun sebelumnya, serta nilai pemindahbukuan efek sebesar Rp 4.201 triliun. Frekuensi distribusi tindakan korporasi adalah sebanyak 5.940 kali di tahun 2023, meningkat sebesar 8,61 persen secara tahunan. Untuk reksa dana, asset under management (AUM) mengalami mengalami sedikit penurunan sebesar 0,07 persen menjadi Rp 797 triliun.

Tercatat jumlah frekuensi subscription dan redemption Reksa Dana sebanyak 19,5 juta kali, mengalami penurunan dari September 2022 sebesar 13,07 persen, meskipun dari sisi nilai subscription dan redemption reksa dana naik 3 persen dari September 2022 sebesar Rp 664 triliun.

Dalam rapat tersebut, Samsul menyampaikan update terbaru terkait pemanfaatan platform untuk RUPS online bernama eASY.KSEI. Platform yang sudah diimplementasikan KSEI sejak 20 April 2020 tersebut, telah dimanfaatkan oleh 896 Emiten dari total sekitar 1.265 e-RUPS yang telah dilaksanakan di eASY.KSEI sepanjang tahun 2023.***

Penulis  : Chandra
Editor    : Chandra

 

BERITA POPULER

To Top