JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM— Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin menekankan pentingnya hilirisasi sebagai pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
Mukhtarudin menyampaikan hal itu menanggapi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang saat ini sedang meracik 26 komoditas untuk dilakukan hilirisasi.
Anggota Komisi XII DPR ini tak lupa selalu mengingatkan bahwa keberhasilan Indonesia dalam mengolah nikel dari bahan mentah hingga produk jadi seperti stainless steel dan baterai.
“Komoditas itu kan sudah diproduksi oleh industri-industri nasional akibat dari kebijakan hilirisasi yang dilakukan pemerintah sebelumnya,” tutur Mukhtarudin, Sabtu (22/11/ 2024).
Untuk itu, politisi Dapil Kalimantan Tengah ini juga berharap ke depannya pemerintahan kabinet Merah-Putih Prabowo-Gibran selalu memprioritaskan hilirisasi di sektor padat karya seperti pertanian, kelautan, dan pangan.
“Ini saya kira untuk memberikan dampak langsung kepada rakyat,” beber Mukhtarudin.
Ke depan, kata Mukhtarudin, Indonesia harus berani fokus dengan strategi-strategi yang taktis menempuh jalan sendiri dalam memanfaatkan sumber daya Nasional.
Artinya, lanjut Mukhtarudin, kebijakan ini sesuai Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran Rakyat.
Peraih penghargaan tokoh peduli daerah terbaik Parlemen Award 2023 ini bilang dengan menerapkan hilirisasi di berbagai sektor, maka Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan menciptakan industri yang lebih berkelanjutan.
“Sehingga pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mampu mewujudkan Indonesia mencapai swasembada energi,” pungkas Mukhtarudin.
*Hilirisasi 26 Komoditas*
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, proyek hilirisasi di Indonesia akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi nasional. Pihaknya sedang meracik 26 komoditas untuk dilakukan hilirisasi
“Tentang 26 komoditas atas perintah Bapak Presiden, waktu itu Pak Jokowi, dan kemudian kami laporan kepada Bapak Presiden Pak Prabowo, untuk membuat, itu keturunan di zaman kami. Dan sekarang kami serahkan kepada Pak Rosan,” ujar Bahlil beberapa waktu yang lalu.
Bahlil mengatakan, 91% investasi hilirisasi akan didukung melalui sektor energi.
“Karena itu adalah mesin pertumbuhan terhadap ekonomi nasional kita. Sekarang kalau kita berpikir, untuk ekonomi kita harus tumbuh di atas 6%, harus ada mesin pertumbuhan. Dan salah satu di antaranya adalah hilirisasi,” imbuh Bahlil.
Hilirisasi sendiri bertujuan meningkatkan nilai tambah berbagai produk, baik dari sektor tambang seperti mineral dan batu bara, maupun sektor lain seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Tidak hanya di sektor tambang, Bahlil mengaku hilirisasi juga membawa dampak positif pada sektor non-pertambangan.
Misalnya, hilirisasi kelapa sawit yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian, menghasilkan berbagai produk turunan seperti oleofood complex (pangan dan nutrisi), oleochemical dan biomaterial (bahan kimia dan pembersih).
“Serta bahan bakar nabati berbasis sawit seperti biodiesel, green diesel, green fuel, dan biomassa. Produk-produk tersebut terhitung bisa meningkatkan nilai tambah hingga empat kali lipat,” pungkas Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.***