JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM – Wacana pemulangan WNI eks kombatan ISIS harus dikaji secara komprehensif dan tidak dilakukan secara gegabah. Sehingga kalau mereka diterima dan pulang ke Indonesia, tidak cukup berikrar setia kepada NKRI, tapi harus dideradikalisasi secara menyeluruh.
“Pesantren menjadi alternatif WNI eks kombatan ISIS dalam proses deradikalisasi itu,” tegas anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil) di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Menurut Gus Nabil, sebelum memutuskan kebijakan tersebut, idealnya pemerintah harus ada riset matang terkait implikasi, prosedur, dan dampak yang akan terjadi jika mereka pulang ke Indonesia.
Sebab, keberadaan mereka berpotensi meresahkan masyarakat, bahkan dapat mengancam stabilitas negara ini. Tapi, di sisi lain, dirinya melihat ada persoalan kemanusiaan. Khususnya terkait anak-anaknya.
“Jadi, harus ada kajian mendalam. Saya kira Menteri Agama Fachrul Razi, harus melihat persoalan ini secara lebih komprehensif,” kata Ketua Umum Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU), Pagar Nusa ini.
Yang pasti lanjut Gus Nabil, tak cukup pemulangan mereka itu atas dasar prosedural, formal, dan administratif serta menyatakan setiap pada NKRI. Karena ideologi tak bisa dilihat dan dinilai secara formalitas.
Melainkan prosedur-prosedur deradikalisasi harus dilakukan dengan pendampingan NU dan Muhammadiyah. “Kerjasama antara negara, pesantren, NU dan Muhammadiyah untuk menyusun program deradikalisasi harus dilakukan secara komperhensif dan masif,” pungkas Gus Nabil.
