JAKARTA, Presiden PKS H. Sohibul Iman menegaskan jika di era globalisasi saat ini peran negara dinilai akan makin berkurang. Namun justru membesarnya perekonomian dunia di tengah globalisasi tersebut elemen-elemen yang kecil menjadi penting. Seperti masalah sosial, politik ketatanegaraan, budaya, pendidikan dan sebagainya.
“Sehingga, meski Indonesia sudah menyatu dengan dunia melalui G 20, tapi hanya kita sendiri yang bisa memperjuangkan kemajuan negara ini di tengah globalisasi dengan semangat nasionalisme tersebut,” demikian Sohibul Iman dalam membuka acara ‘Refleksi Kebangsaan, Lounching Lomba Penulisan – Islam dan Patriotisme Kebangsaan’ di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (8/12/2016).
G-20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Secara resmi G-20 dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Duapuluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.
Hadir antara lain Ketua FPKS DPR H. Jazuli Juwaini, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, pakar politik kebangsaan Yudi Latif, peneliti utama LIPI Siti Zuhro, dan penulis Irfan Hidaytullah.
Dalam era globalisasi tersebut kata Sohibul, justru muncul identitas-identitas primordialisme, sehingga kalau tidak dikelola dengan baik justru bisa menjadi sumber konflik. Sebaliknya kalau dibingkai dengan semangat nasionalisme, maka akan menjadi kekuatan baru termasuk di kancah global.
“Saya yakin Indonesia dengan semangat nasionalisme itu akan makin dihargai di dunia global. Kalau bisa dimana Indonesia masih menjadi subcultur global tersebut ke depan naik peringkat menjadi supercultur dunia. Namun hal itu bisa dicapai jika bangsa ini bisa menyelesaikan masalah di dalam negeri sendiri. Dan, Indonesia bisa menjadi contoh tunggal terhadap kejayaan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,” pungkasnya.
Jazuli Juwaini menyatakan jika acara ini untuk merevitalisasi semangat kebangsaan nasionalisme Indonesia dalam segenap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, untuk mendorong generasi bangsa untuk menuangkan gagasan kebangsaan yang bernas dan inspiratif serta relevan dengan tantangan zaman.
Ketiga, untuk menggali dan menyebarkan isnpirasi nilai-nilai kebangsaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Keempat guna memperkuat identitas dan karakter kebangsaan Indonesia menghadapi tantangan globalisasi dan modernisasi.
Kelima, untuk membangun tanggungjawab bersama khususnya dari kalangan generasi muda dalam menjaga NKRI dengan gagasan dan karya nyata. “Dengan visi dan tujuan itu diharapkan spirit dan gagasan yang dihimpun dari lomba ini dapat memperkuat identitas dan karakter kita sebagai bangsa, dan menjadikan Indonesia bermartabat di hadapan bangsa-bangsa dunia. Serta mampu mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.