JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diprediksi akan menjadi imperium besar dunia. Karena memiliki Ideologi, Pancasila yang mampu menyatukan banyak kepentingan. “Bahkan akan banyak negara Islam yang akan mengikuti jejak Indonesia. Karena Pancasila merupakan temuan yang luar biasa,” kata Wakil Ketua umum Partai Gelora, Fahri Hamzah dalam acara bedah buku “Catatan Dari Senayan 2 : Relasi islam Dan negara perjalanan Indonesia” karya Arsul Sani, Wakil Ketua MPR di Jakarta, Senin (25/10/2021).
Menurut Fahri, para negarawan mampu menurunkan saripati pikiran agama dan konsepsi lokal tentang negara itu kemudian menjadi sebuah dasar dan falsafah negara. “Karena itulah tugas MPR yang berat terus meneliti melalui lembaga kajian yang dulu kita buat. Lembaga kajian MPR itu makin aktif ketimbang BPIP dan tidak pernah menimbulkan kontroversial,” ujarnya lagi.
Lebih jauh Fahri menjelaskan saat begitu banyak kerajaan Islam di Nusantara menerima dan masuk ke dalam NKRI, berarti ada keinginan untuk bersatu. “Ini generasi Bung Karno yang melakukan sinkronisasi. Jadi ada pertemuan antara kalangan terpelajar yang sekolah di Barat dan Timur Tengah, berdialog dalam BPUPKI dan melahirkan konsepsi Pancasila,” paparnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu tetap semangat memperjuangkan kepentingan umat Islam. Hanya saja yang ingin dilakukan oleh PPP adalah mengartikulasikan Islam yang rahmatan lil alamin, ke dalam kerja-kerja legislasi. “Sebagai lembaga politik, tidak bisa ambil semua atau atau menolak semua dan harus ada kompromi,” ungkapnya saat peluncuran buku tersebut.
Hal itu, kata Arsul, sesuai dengan prinsip bila tidak bisa mendapatkan semua, maka jangan tinggalkan semua. “Apalagi, PPP sebagai partai Islam, juga harus mengakomodir kepentingan umat dari yang paling kanan hingga yang paling kiri,” jelasnya.
Wakil Ketua MPR ini menduga pihak yang menilai PPP gamang, karena melihatnya hanya hitam putih. Padahal, politik adalah sesuatu yang harus dikompromikan. Hal itu berbeda dengan pihak-pihak non parpol, yang anti kompromi. “Sekali parpol datang ke Senayan, maka tidak bisa lagi bersikap take it or leave it,” ucapnya. ***
Penulis : Arpaso
Editor : Budiono