Perbankan

Dua BUMN Minta Tambahan PMN, Rudi Hartono Bangun: Multiplier Effect Untuk Rakyat, Apa?

Dua BUMN Minta Tambahan PMN, Rudi Hartono Bangun: Multiplier Effect Untuk Rakyat, Apa?
Anggota Komisi VI DPR, Rudi Hartono Bangun dalam Raker dengan Wamen II, Kartika Wiryoatmodjo di Jakarta/Foto: Anjasmara

JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Kalangan DPR menilai permintaan penyertaan modal negara (PMN) untuk dua bumn, yakni PT.Aviasi Pariwisata (In Journey) dan PT Bahana (IFG) yang dinilainya belum jelas arah dan tujuannya. Karena itu perlu ada bisnis plan yang terinci dan detail terkait penggunaan PMN tersebut. “Jadi saya minta penjelasan kepada Pak Wamen, untuk apa PMN sebesar ini,” kata Anggota Komisi VI DPR, Rudi Hartono Bangun dalam Raker dengan Wamen II, Kartika Wiryoatmodjo di Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Adapun PMN yang diusulkan antaran lain, PT. Aviasi Pariwisata sebesar Rp1,3 Triliun dan PT.Bahana (Indonesia Financial Group ) sebesar Rp3,1 Triliun.

Lebih jauh Rudi menyoroti soal langkah-langkah penyelamatan dan restrukturisasi modal usaha dari PT.Aviasi Pariwisata, terutama terkait dengan penugasan pemerintah untuk Proyek KEK Mandalika dan KEK Sanur. “Karena dana PMN yang diminta ini triliunan rupiah, jadi apa goal yang akan dicapai di sana? Apakah hanya sekedar menggenjot sektor pariwisata pada 2 lokasi saja?,” paparnya seraya mempertanyakan.

Apalagi, kata Legislator dari Dapil Sumut III ini membeberkan bahwa selama ini Kementerian BUMN sudah mengucurkan PMN terlalu banyak, namun hasilnya untuk rakyat tidak ada. “Sejak 2015-2022, sudah lebih dari Rp70 Triliun disuntikkan untuk BUMN, apa sudah ada evaluasi dari Rp70 Triliun itu, lalu apa multiplayer effect terhadap BUMN yang sudah disuntik?,” tegasnya.

Pun begitu dengan BUMN asuransi IFG, yang membutuhkan dana PMN Rp3,1 Triliun guna menuntaskan penyelesaian trasfer polis asuransi Jiwasraya ke IFG life. “Padahal Jiwasraya ini asetnya banyak, salah satu contohnya, Citos, yang nilainya triliunan, kenapa tidak cepat dijual,” tutur Politisi muda Partai Nasdem.

Rudi mengaku heran dengan aset-aset milik Jiwasraya. “Sampai saat ini status aset dan bangunan milik Jiwasraya kenapa begitu lama dan bertele-tele. Harus gerak cepat dong pak, asetnya banyak dan mahal-mahal lagi,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko, menyebutkan PMN yang dibutuhkan KEK Mandalika sebesar Rp 1,05 triliun, terdiri dari pembangunan sirkuit MotoGP mencakup grandstand, aspal sirkuit, dan hospitality village.”Ini sebagian sudah terbangun, kita mengajukan untuk yang belum dan akan terbangun sebesar Rp 1,05 triliun,” ujarnya, Rabu (12/4/2023).

Sementara sisanya yaitu Rp143 miliar untuk pengembangan pariwisata kesehatan di KEK Sanur. Dia menyebutkan anak usaha InJourney, PT HIN, membutuhkan modal untuk pembangunan convention center. “Diharapkan bisa menarik rumah sakit luar negeri untuk bisa beroperasi di KEK Sanur, butuh permodalan agar PT HIN bisa menjadi inisiator proyek ini senilai Rp 143 miliar,” jelas Tiko.

Sementara itu, Direktur Utama InJourney Doni Oskaria menjelaskan awalnya perusahaan membutuhkan suntikan modal Rp 9,5 triliun untuk PT HIN dan ITDC, pengembang KEK Mandalika. Namun dia memastikan perusahaan sudah semakin pulih dari dampak pandemi COVID-19. “Tidak terlalu banyak yang kami ajukan memang karena recovery rate dari industri Aviata cukup sgnifikan sehingga kami mampu melakukan penyehatan perusahaan secara mandiri,” tuturnya.***

Penulis  : Iwan Damiri
Editor    : Kamsari

 

Print Friendly, PDF & Email
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA POPULER

To Top