Nasional

DPR Sepakat Perketat Perbatasan Indonesia-Philipina

DPR Sepakat Perketat Perbatasan Indonesia-Philipina

JAKARTA, Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya menilai wilayah perbatasan Indonesia-Filipina perlu diperketat. Hal itu terkait dengan pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bahwa Islamic State Iraq and Syriah (ISIS) telah mengincar wilayah Filipina Selatan sebagai basis militer mereka.

“DPR sepakat dengan Panglima TNI untuk memperketat pengawasan di perbatasan dari infiltrasi orang-orang yang tidak bertanggungjawab termasuk ISIS tersebut yang harus ditingkatkan,” tegas politisi Golkar itu pada wartawan di Jakarta, Jumat (9/12/2016).

Menurut Tantowi, Indonesia harus waspada dengan ISIS yang masuk ke Filipina. Sebab, terdapat lebih dari 400 WNI yang tergabung dalam ISIS dan mereka kini mulai kembali ke Indonesia.
Karena itu kata Tantowi, pihaknya meminta pemerintah mewaspadai gerakan-gerakan yang dibangun kelompok eks-ISIS tersebut. “Itu saja sudah menjadi potensi ancaman negara. Apalagi sekarang ini mereka sudah semakin mendekat ke kawasan Indonesia,” ujarnya.

Menurut Tantowi, sosialisasi mengenai deradikalisme sudah lama dilakukan. Dunia luar mengakui cara pencegahan terorisme yang dilakukan Indonesia. Hal itu karena kita bukan hanya upaya melakukan gakkum (penegakan hukum), tapi upaya untuk pencegahan itu sudah dilakukan. “Saya rasa program itu terus berjalan dan akan kita dilanjutkan,” tambahnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sering membawa ideologi agama untuk merekrut anggota dan melancarkan aksi teror ke seluruh dunia. “Semua alasan ISIS tersebut tidaklah benar. ISIS itu bohong berlatarbelakang ideologi agama,” katanya.

Kedok perjuangan jaringan terorisme ISIS menurut Gatot, sesungguhnya berlatar belakang perebutan energy, sehingga ideologi agamanya hanya digunakan untuk menghasut dan mengajak masyarakat bergabung.

Panglima TNI menyatakan bahwa, ancaman gerakan terorisme dari kawasan Timur Tengah itu semakin mengancam Indonesia, mengingat kawasan Filipina Selatan itu dekat dengan Indonesia khususnya Poso di Sulawesi, dan Tarakan di Kalimantan.

“Ancaman gerakan ISIS dari Kawasan Timur Tengah semakin dekat dengan Indonesia, dimana Filipina Selatan tengah diincar oleh ISIS untuk membuat markas kawasan Asia Tenggara,” ungkapnya.

Sementara itu di Filipina Selatan kepemilikan senjata bebas dan mencari uangnya dengan cara melakukan penculikan-penculikan, bahkan sebagian warga Filipina Selatan terindikasi dari banyaknya kegiatan penyanderaan di perairan Filipina Selatan,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

BERITA POPULER

To Top