Nasional

DPR Berharap Sarjana Lebih Kreatif, Inovatif dan Mandiri

DPR Berharap Sarjana Lebih Kreatif, Inovatif dan Mandiri

JAKARTA, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) yakin akan semakin banyak sarjana yang kreatif, inovatif, dan visioner untuk mempercepat perwujudan Indonesia sebagai negara yang maju, makmur, dan berkeadilan.

“Saat para sarjana terjun ke masyarakat, maka di situlah laboratorium kehidupan sesungguhnya. Saya yakin bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama di perguruan tinggi akan menjadi modal utama dalam bekerja dan profesi sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara,” tegas Bamsoet saat orasi ilmiah pada wisuda Universitas Nasional (Unas) tahun akademik 2017/2018, di Jakarta, Minggu (4/3/2018).

Menurut Bamsoet fungsi dan peran perguruan tinggi di Indonesia merupakan sentra pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal inilah yang membuat bangsa Indonesia sangat berharap pada lembaga-lembaga pendidikan tinggi untuk dapat melahirkan generasi yang terampil dan mandiri.

“Perguruan tinggi merupakan tempat menggelorakan semangat kuat untuk mengembangkan jati diri calon pemimpin bangsa dan menimba ilmu pengetahuan. Seperti yang ditegaskan dalam UU tentang Pendidikan Tinggi, fungsi dan peran perguruan tinggi sebagai wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat, wadah pendidikan calon pemimpin bangsa, pusat pengembangan ilmu pengetahuan, pusat kekuatan moral, dan sebagai pusat pengembangan peradaban bangsa,” ujarnya.

Karena itu politisi Golkar itu mendukung gagasan Rektor Unas yang akan mengembangkan pendidikan perguruan tinggi melalui online. Hal itu penting untuk mengantisipasi perkembangan jaman dan memanfaatkan kemajuan teknologi agar masyarakat memperoleh pendidikan perguruan tinggi dengan murah dan efisien. Sehingga tidak diperlukan lagi biaya yang besar dan transportasi yang murah.

Menurut Bamsoet, sistem atau pola pendidikan berbasis IT dan online harus digalakkan. Sehingga, semua masyarakat Indonesia bisa melek teknologi dan mengakses pendidikan dari mana saja.

“Pola pendidikan era milenial di Indonesia harus terus ditingkatkan lagi. Pendidikan jaman Now harus mengarah kepada pola pendidikan berbasis IT dan online. Bayangan saya, nantinya anak-anak petani bisa menimba ilmu melalui gadget yang dimiliki, sembari menggarap sawah atau menggembala sapi,” ungkapnya.

Sebagai bangsa kata dia, kita patut bersyukur dan bangga memiliki Pancasila, yang merupakan warisan nilai-nilai fundamental serta menjiwai seluruh elemen kehidupan sekaligus jati diri bangsa. Pancasila juga memberikan identitas sistem kenegaraan dan sistem hukum.

Dimana cita-cita hukum yang berkeadilan akan terwujud jika nilai-nilai Pancasila selalu menjadi jiwa dalam setiap tahap pembangunan. Hukum dan keadilan menjadi dua hal yang tidak mungkin dipisahkan. Baik dalam hal hakikatnya maupun dalam hal pencapaiannya.

“Hukum yang berkeadilan sampai saat ini memang masih menjadi pekerjaan rumah kita semua, terutama yang berkaitan erat dengan sikap moral dan integritas para penegak hukum. Karena itu perlu pembenahan sistem dari hulu sampai hilir,” tutur Bamsoet.

Dengan demikian, pembenahan di hulu dapat dilakukan melalui pendidikan tinggi dalam menghasilkan sarjana-sarjana hukum yang memiliki moral serta pemahaman yang memadai tentang hukum yang berkeadilan.

“Di hilir, berkaitan dengan peranan para penegak hukum tempat masyarakat menggantungkan harapan akan keadilan. Sarjana-sarjana hukum yang akan menjadi hakim, jaksa dan pengacara, diharapkan mampu menjalankan tugas demi terwujudnya keadilan di masyarakat,” jelas Bamsoet lagi.

Dikatakan, sikap moral dan integritas berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Maka di sinilah letak penting perguruan tinggi agar dapat melahirkan SDM yang unggul. Perguruan tinggi harus menjadi salah satu benteng dalam merencanakan tatanan bangsa ke depan. Dari sinilah kelak dihasilkan ekonom, dokter, dosen, ahli hukum, budayawan, politisi, dan lain sebagainya,” tambahnya.

Masyarakat sangat mengharapkan hukum mampu memberikan rasa keadilan. Karena pada hakekatnya, hukum tanpa keadilan hanya akan membuat permasalahan hukum yang lain, tanpa ujung penyelesaian.

“Potensi para sarjana yang hari ini diwisuda sangat besar dalam membangun hukum nasional sesuai cita hukum yang berkeadilan. Saya yakin, para wisudawan disini tak hanya sekadar singgah mendapatkan gelar dan stempel kelulusan sebagai Sarjana. Namun telah menimba ilmu pengetahuan dan menggelorakan semangat serta mengembangkan jati diri sebagai calon pemimpin bangsa,” pungkasnya.

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top