PALEMBANG-Komisi V DPR RI melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) Spesifik ke Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan DPR terkait pembangunan infrastruktur.
Kunker yang dimulai tanggal 11 Oktober 2018 ini akan difokuskan pada rencana pengoperasian kembali dan pembangunan Bandara Banding Agung-OKU Selatan serta aksesibilitas jalan menuju bandara dan pemberdayaan masyarakat.
Kunker Spesifik dipimpin Ketua Komisi V DPR, Fary Djemi Francis. Ikut dalam kunker ini, anggota Komisi V DPR yang lain yaitu Intan Fauzi, Agati Sulie Mahyudin, Hanna Gayatri, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, Ridwan Bae.
Anggota Komisi V DPR, Intan Fauzi menegaskan keberadaan Bandara Banding Agung-OKU Selatan ini bisa menjadi akselerator pembangunan perekonomian di wilayah Palembang termasuk nasional.
Karena itu, Intan mendorong akselerasi pembangunan Bandara Banding Agung-OKU Selatan ini harus dipercepat agar memberi benefit sebesar-besarnya bagi masyarakat Sumsel dan Sumbagsel.
“Revitalisasi Bandara Banding Agung yang basis telah ada sejak tahun 1991 namun operasional berhenti, sehingga pengaktifan kembali bandara ini kita berharap akan mendongkrak perekonomian OKU Selatan khususnya dan Sumsel serta solusi konektivitas/ aksesibilitas dengan OKU Selatan yang jaraknya ditempuh 7 jam dari Kota Palembang. Namun perlu diperhatikan feasibility studies antara lain nilai ekonomis untuk kesinbungan bandara ini,” ujar Intan.
Intan yang juga putri asli daerah Palembang ini mengaku sarana transportasi udara di wilayah ini sangat penting mengingat wilayah ini dikenal memiliki banyak tempat wisata yang menarik, seperti Danau Ranau.
Danau yang merupakan Ikon Kabupaten OKU Selatan itu terdapat pemandian air panas yang bersumber dari alam.
“Saya meminta Gubernur Sumsel dan Bupati OKU Selatan Popo Ali Moertopo untuk fokus mengembangkan pariwisata. Apalagi, daerah ini telah memiliki modal keindahan alam yang memesona,” pintanya.
Intan optimis keberadaan Bandara Banding Agung sangatlah strategis untuk mempercepat pembangunan OKU Selatan. Apalagi, OKU Selatan adalah Kabupaten yang sangat kaya potensi sumber daya alam, khususnya pertanian dan pariwisata.
“OKU Selatan tidak boleh kalah dengan Palembang, Lubuk Linggau dan Pagaralam yang bandaranya sudah beroperasi. Apalagi Bandara Banding Agung sudah lebih dahulu dibangun,’’ tegasnya.
Kendati demikian, Intan mengaku untuk membangun Bandara Banding Agung itu memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mengingat APBD Pemprov Palembang dan OKU Selatan tidaklah terlalu besar dan harus membiayai program-program strategis lainnya.
“Tetapi saya percaya, Gubernur Provinsi Sumsel bisa mengatasi persoalan ini. Beliau sudah berpengalaman di birokrasi. Demikian juga dengan Bupati yang sudah 2 periode menjabat,” tuturnya.
“Dan saya kira, makin banyak infrastruktur bandara makin banyak potensi penerimaan daerah. Hal ini pada akhirnya mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” pungkas Intan.
Sementara itu, anggota Komisi V DPR RI Dapil II Sumsel, Hana Gayatri mengatakan tujuan merevitalisasi Lapangan Terbang Banding Agung ini yakni untuk menunjang pengembangan sektor pariwisata di Danau Ranau.
Dengan aktifnya kembali lapangan terbang ini dapat meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian masyarakatat serta mendukung pengembangan pariwisata daerah OKU Selatan.
“Potensi ekonomi daerah OKU Selatan sangat besar. Di daerah ini memiliki potensi Gas Bumi yang sangat besar. Terdapat bendungan Gas Bumi sebesar 5,4 MMscfd,” ujarnya.
Bandara Banding Agung sendiri terletak di Kecamatan Banding Agung, Sumatera Selatan. Bandara ini memiliki landasan atau runway dengan panjang 1.300 meter. Landasan tersebut bisa untuk pendaratan pesawat jenis Cessna Caravan dengan kapasitas 13 seat. Juga bisa ditingkatkan untuk jenis pesawat Bae146 dengan kapasitas 40 seat.