Market

Bursa Cagub BI, Harus Miliki Rekam Jejak Bersih KKN

Bursa Cagub BI, Harus Miliki Rekam Jejak Bersih KKN

JAKARTA-Calon Gubernur Bank Indonesia (BI)sudah mulai bergulir. Meski begitu DPR meminta pemerintah tetap berhati-hati memilih sosok pemimpin BI. Karena bisa mempengaruhi kebijakan pemerintah. “Ya, sebaiknya orang yang berpengalaman memimpin Lembaga Keuangan Makro. Hal ini penting untuk menjaga respon pasar,” kata anggota Komisi XI DPR Tutik Kusumawardhani kepada wartawan di Jakarta, Senin (12/2/2018).

Hanya saja, kata Tutik, nama-nama tersebut belum sampai ke DPR. Sehingga DPR belum bisa berkomentar banyak soal ini. “Secara formal CV masing-masing yang dicalonkan Presiden belum kami terima,” ucapnya.

Namun begitu, anggota Fraksi Partai Demokrat, jam terbang dan masalah pengalaman sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas keuangan nasional. “Pengalaman memimpin Lembaga Keuangan ini penting, setidaknya butuh kemampuan menganalisa gejolak pasar uang,” terangnya.

Selain itu, sambung mantan Ketua HIPMI Buleleng, sosok ini harus cerdas meredam gejolak dan mampu membuat terobosan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Bank Indonesia (BI) selaku pengendali monitor pasar. “Dan yang terpenting memiliki track record bersih dari korupsi dan KKN,” imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, mengatakan ada empat nama calon gubernur Bank Indonesia yang telah diserahkan ke meja Presiden Joko Widodo.

Adapun empat nama itu adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro; mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014, Muhammad Chatib Basri; Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo; dan Gubernur BI saat ini, Agus Martowardoyo. “Empat nama itu yang masuk,” ujar kata Sofjan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (9/2/2018).

Nama-nama calon tersebut juga sudah dibahas oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Namun, sampai saat ini belum diputuskan. “Sudah dibicarakan juga dengan Presiden dan Wakil Presiden. Ini sekarang kan dinilai semua. Tapi Presiden belum memutuskan,” ujar Sofjan.

Karena itu, saat ini hanya tinggal menunggu keputusan Presiden Jokowi siapa nama calon yang akan dipilih menjadi Gubernur BI yang baru. Meskipun, Agus sendiri masih punya peluang untuk menjabat satu periode lagi. “Tinggal menunggu keputusan Presiden saja. Presiden sudah tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing kandidat,” ucap dia.

Presiden Jokowi sendiri dianggap perlu memilih calon gubernur BI yang sesuai dan paham akan kondisi ketidakpastian ekonomi global saat ini. “Amerika Serikat begini sekarang, tiba-tiba (saham) New York jatuh. Amerika mau naikkan bunganya. Jadi ketidakpastiannya harus kita jaga juga jangan sampai akibatnya untuk Indonesia,” kata Sofjan.

Pertimbangan lain, Gubernur BI mendatang harus bisa menjaga kondisi moneter dalam negeri dengan baik dan tidak boleh terpengaruh tahun politik. “Kita enggak boleh terpengaruh dengan tahun politik, kondisi moneter itu harus kita jaga betul supaya ada kestabilan, itu harus dibedakan. Maka BI itu harus terpisah dengan pemerintah. Karena itu (moneter) harus dijaga,” ucap dia.

Menurut Sofyan, pemerintah juga harus mencari gubernur BI yang bisa bekerja sama dengan Menkeu karena fiskal dan moneter ini penting sekali harus bersama-sama, ditambah lagi OJK sedikit. “Itu sudah dibicarakan kelebihan dan kekurangan satu sama lain,” pungkasnya. ***eko

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top