JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Caleg DPR RI PKB Dapil Jakarta III Burhanudin Saputu mendesak pemerintah terus menggelar operasi pasar agar harga pangan, khususnya beras tidak naik. Pasalnya, beberapa minggu terakhir ini harga beras masih tinggi, sehingga kondisi ini cukup memberatkan konsumen di Jakarta. “Kebijakan operasi pasar tampak perlu terus dilakukan, sampai harga beras kembali stabil,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Menurut Burhan, kenaikkan harga beras bisa memicu inflasi, sehingga bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, pasokan beras perlu terus dijaga dan jangan sampai terganggu. “Inflasi perlu dijaga agar tidak naik,” ujarnya.
Aktivis Muda Nahdlatul Ulama ini menambahkan bahwa perubahan iklim dan fenomena El Nino ikut mempengaruhi kenaikkan harga beras. “Termasuk kemarau panjang ini berpengaruh pada pertanian,” ucapnya lagi.
Namun demikian, Burhan mengingatkan pemerintah tidak membuat kebijakan yang merugikan petani. Karena, petani sedang menikmati kesejahteraan dengan kenaikan harga beras.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi beras sebesar 13,76% (year on year/yoy). Adapun, inflasi bulanannya mencapai 1,43%, tertinggi sejak Maret 2023. Secara tahunan, inflasi ini tertinggi sejak Oktober 2015, sebesar 13,44%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini mengemukakan kenaikan harga beras telah terdeteksi di level produsen. Kenaikan ini dipicu oleh kenaikan harga gabah baik gabah kering giling (GKG) ataupun gabah kering panen (GKP). “Hal ini karena adanya persaingan penawaran harga oleh pembeli gabahnya itu sendiri baik kepada petani dan penggilingan,” ujar Pudji.
Sementara itu, jumlah produksi beras saat ini berkurang karena sudah melewati masa panen yang jatuh pada Juli lalu. Dari 1.837 transaksi penjualan gabah di 27 provinsi selama Agustus 2023, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 58,52%, gabah kering giling (GKG) 26,57%, dan gabah luar kualitas 14,92%.
Selama Agustus 2023, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp5.833,00 per kg atau naik 3,62% dan di tingkat penggilingan Rp5.979,00 per kg atau naik 3,74% dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya. Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp6.760,00 per kg atau naik 5,82% dan di tingkat penggilingan Rp6.868,00 per kg atau naik 5,57%. Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp5.712,00 per kg atau naik 5,30% dan di tingkat penggilingan Rp5.829,00 per kg atau naik 4,66%.***
Penulis : Iwan Damiri
Editor : Chandra