PALEMBANG, SUARAINVESTOR.COM-Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Achmad Hafisz Tohir mengungkapkan misi diplomasi parlemen yang cukup penting adalah berperan sebagai promotor potensi daerah untuk go international dan mendongkrak potensi ekspor UMKM. Karena itu, dalam setiap kesempatan selalu menyediakan fasilitas pameran untuk UMKM setempat. “Salah satu contohnya adalah pameran potensi daerah dan UMKM di sela-sela Sidang Indonesia Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) dan World Parliamentary Forum on Sustainable Development yang merupakan agenda tahunan BKSAP,” katanya dalam kunjungan kerja dan sekaligus sosialisasi Diplomasi Parlemen “BKSAP” di Palembang, Senin (13/9/2021).
Hadir dalam sosialisasi tersebut, Walikota Palembang, Harnojoyo, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.A, Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dan Perwakilan Mahasiwa, sivitas akademika.
Selain itu, kata Anggota Komisi XI DPR, dengan adanya mekanisme diplomasi individu. Setiap anggota DPR dapat membawa potensi Dapil-nya melalui hubungan kerjasama internasional. “Secara substansi, delegasi BKSAP berkomitmen memasukkan kepentingan nasional kedalam resolusi dalam kerangka penguatan pembangunan potensi daerah. Contohnya Kebijakan International Tripartite Rubber Council (ITRC) terhadap kesejahteraan petani karet Indonesia,” terang Legislator dari Dapil Sumsel I.
Lebih Mantan Ketua Komisi VI DPR ini menjelaskan produsen karet di dunia yang dimotori oleh Indonesia, Malaysia, dan Thailand membentuk ITRC untuk melakukan supply management scheme (SMS), demand promotion scheme (DPS), dan agreed export tonage scheme (SMS) sebagai upaya stabilisasi harga karet dunia.
Secara bilateral, lanjut Wakil Ketua umum PAN, BKSAP DPR RI memiliki kerjasama bilateral dengan 102 negara yang terhimpun dalam GKSB (Grup Kerja Sama Bilateral). Selain itu, Pimpinan BKSAP juga memiliki agenda Kunjungan Teknis ke negara-negara tertentu untuk tujuan-tujuan tertentu.
“Kunjungan Teknis juga dapat dimanfaatkan pemerintah daerah dan segenap potensi di masyarakat termasuk sivitas akademika untuk meluaskan jaringan dan kerjasama.”
Hafis memberi contoh, perguruan tinggi dapat memanfaatkan Kemitraan Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA: Indonesia-Australia Comprehensif Partnership Agreement) yang antara lain berisi mengenai kerjasama pendidikan – akreditasi sekolah atau program akademik, pengembangan dan sertifikasi profesional, pendidikan berkelanjutan dan sebagainya sebagaimana diatur pada lampiran 9-A mengenai Jasa Profesional.
Selain itu, Hafisz menegaskan perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IU-CEPA) dimana delegasi dari Uni Eropa yang dipimpin Duta Besarnya, Vincent Piket, telah mengadakan pertemuan bisnis secara virtual dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada 15 Juni 2021 perlu dioptimalkan. “Berdasarkan studi yang dilakukan Uni Eropa menunjukan bahwa melalui perjanjian kemitraan tersebut, Indonesia dapat meningkatkan transaksi perdafangan dan PDB tahunan sebesar 5Miliar Euro sampai dengan 2032,” pungkasnya. ***
