JAKARTA – PPP menyatakan tidak khawatir menterinya dicopot di kabinet kerja Jokowi-JK jika partainya mendukung Paslon Anies-Sandi dalam Pilgub DKI Jakarta di putaran II April 2017 mendatang. Mengapa? Karena bagi PPP, sikap politiknya tersebut merupakan kepentingan internal partai dan aspirasi konstituen.
“Kalau PDIP berharap agar mendukung Paslon Ahok-Djarot, itu permintaan, ya itu wajar saja. Sehingga kalau ada komunikasi PPP dengan PDIP itu wajar saja. Dalam komunikasi tentu yang satu menyampaikan permintaan yang satu merespon. Ketika merespon itu kan kami juga menyampaikan berbagai pandangan dari sisi kepentingan internal partai,” tegas Sekjen DPP PPP Arsul Sani pada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (23/2/2017).
Adapun kekhawatiran menteri PPP akan dicopot, menurut Arsul, pengangkatan dan pencopotan menteri itu merupakan kewenangan presiden dan hak prerogratif presiden. “Saya yakin Presiden Jokowi orang bijak yang melihat sesuatu tidak dari satu kepentingan saja,” ujar anggota Komisi III DPR RI itu.
Meski banyak dukungan dari mayoritas grass root bahwa PPP harus mendukung Anies-Sandi di putaran kedua, namun PPP masih perlu mempertimbangkan banyak hal dan mengkonsultasikan dengan para stakeholder di PPP. “Mayoritas itu artinya konstituen, tapi kalau DPC-DPP itu masih menunggu, lagi survei lah, konsultasi secara internal,” ungkapnya.
Namun ketika ditanya apakah karena PPP Djan Faridz sudah mendukung Ahok – Djarot sehingga PPP Romahurmuzy ke Anies – Sandi, Arsul Sani mengatakan tidak juga. “Bahwa dukungan kepada Anies – Sandi itu semata kepentingan konstituen PPP,” pungkasnya.
