JAKARTA, SUARAINVESTOR.COM-Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan sepanjang April 2020 tercatat 23.487 izin permohonan untuk Izin Operasional /Komersial (IOK). Adapun jumlah itu merupakan capaian yang tertinggi selama 2020. “Jadi ini kabar positif yang harus diketahui masyarakat bahwa pemerintah dan dunia usaha bekerja sama untuk memerangi COVID-19,” kata Juru Bicara BKPM Tina Talisa di Jakarta, Selasa, (5/5/2020).
Berdasarkan data Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, jumlah pemohon Izin Operasional/Komersial (IOK) periode 1-30 April 2020 mencapai 23.487, ada kenaikan hingga 26,5 persen dibanding Maret yang tercatat sebesar 18.561 IOK. “Pemohon IOK Kementerian Kesehatan tetap menjadi yang tertinggi sejak pandemi COVID-19 terjadi,” tambahnya.
Dari sisi sektor, IOK Kementerian Kesehatan kembali menjadi yang terbanyak pada bulan April 2020 dengan 5.444 pemohon. Lalu, Kementerian Perdagangan 2.718 IOK, BPOM 2.535 IOK, Kementerian ESDM 1.793 IOK, dan Kementerian Perhubungan 1.158 IOK.
Tren kenaikan IOK di masa pandemi COVID-19 dinilai memberikan sinyal positif bahwa dunia usaha tidak berdiam diri. Pada Januari 2020 jumlah pemohon IOK tercatat 18.955, kemudian naik menjadi 21.866 pemohon pada bulan Februari, dan kembali turun menjadi 18.561 pemohon pada Maret saat pandemi COVID-19 mulai melanda di Indonesia. “Dengan melihat konsistensi jumlah IOK yang diajukan, kami menjadi optimistis bahwa stimulus yang diberikan pemerintah dapat ditangkap para pengusaha. Pandemi ini memang menghadirkan banyak tantangan, tapi juga ada peluang-peluang baru,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optmistis pertumbuhan ekonomi mulai kembali bangkit di triwulan ketiga dan keempat jika sesuai perencanaan bahwa pandemi COVID-19 kemungkinan cepat berakhir pada Juni. “Kalau pandemi COVID-19 ini cepat berlalu sesuai dengan perencanaan pada Juni, maka kami punya keyakinan di triwulan ketiga dan keempat kita mulai bangkit,” ujar Bahlil Lahadalia dalam acara ;penjajakan minat pasar atau market sounding yang digelar Kementerian PUPR di Jakarta, Kamis, (30/5/2020)
Bahlil juga menambahkan bahwa untuk triwulan kedua pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mengalami penurunan akibat dampak negatif dari pandemi COVID-19. “Namun di triwulan kedua itu hati-hati pertumbuhan kita akan menurun, ini kemungkinan bisa sampai nol persen kalau masih landai lagi bisa menyentuh minus,” katanya.
Kendati demikian Kepala BKPM tersebut tetap optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama tahun ini masih berada di atas angka empat persen. “Pertumbuhan ekonomi di triwuan pertama saya yakin masih di atas empat persen, saya masih yakin,” kata Bahlil.
Menurut Bahlil, masa COVID-19 ini merupakan masa untuk melakukan konsolidasi ke dalam dengan mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan proses, sehingga ketika pandemi COVID-19 selesai perekonomian Indonesia bisa langsung lepas landas.