Jakarta-Ketua DPR Setya Novanto menyambut baik langkah pemerintah dalam memajukan sektor pertanian. Ke depan, dia berharap re-focus anggaran seperti yang telah diinstruksikan Presiden Joko Widodo tidak hanya fokus pada peningkatan infrastruktur pertanian tetapi juga peningkatan kesejahteraan petani antara lain pemberian bantuan peralatan, pupuk dan benih, tetapi juga pemberian asuransi kepada petani.
“Saya mendorong anggaran Kementerian Pertanian pada 2018 yang akan mencapai Rp 22,65 triliun bisa digunakan sebaik mungkin, difokuskan pada pembangunan infrastruktur pertanian dan pemberian bantuan kepada petani, berupa alat dan mesin pertanian, benih, pupuk, serta asuransi pertanian,” kata Setya Novanto di Jakarta, Rabu (5/7/2017).
Novanto mengaku terkesan dengan hasil dari wujud nyata Nawacita Presiden Jokowi, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, khususnya di sektor pertanian.
“Terlebih Presiden Jokowi telah menginsturksikan seluruh jajaran kementerian untuk refocusing anggaran dengan mengurangi belanja operasional yang meliputi perjalanan dinas, rapat, dan rehabilitasi gedung,” katanya.
Hal itu, ditandai pada beberapa waktu lalu, The Economist Intelligence Unit (EIU) dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN) Foundation merilis laporan Indeks Keberlanjutan Pangan (Food Sustainability Index/FSI) dari berbagai negara. Lembaga kajian dan analisis yang berpusat di Inggris ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-21 dengan skor 50,77, berada di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, dan India. Saya sangat gembira, karena Indonesia satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk ke-25 besar.
Data dari Badan Pusat Statistik menunjukan pada Survei Pertumbuhan Ekonomi I 2017, sektor pertanian tumbuh pesat 15,59 persen, PDB sektor pertanian naik 7,12 persen, dan memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 13,59 persen (peringkat terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan 20,48 persen). Keberhasilan lain yang perlu diapresiasi bisa dilihat mulai tahun 2016 sampai dengan saat ini Indonesia tidak impor beras medium, sementara impor jagung turun hingga 67 persen. Alhamdulillah, memasuki pertengahan 2017 ini belum ada impor jagung.
Secara kasat mata, Novanto mengaku bisa menyaksikan secara langsung pada beberapa inspeksi mendadak yang dilakukannya ke sejumlah pasar pada Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1438 H lalu yang tidak ada lonjakan dan gejolak di masyarakat terhadap harga komoditas pangan yang ada.
“Saya mengapresiasi Presiden Jokowi yang berhasil meningkatkan kinerja berbagai kementerian sehingga bisa menstabilkan harga kebutuhan pokok dan tidak terjadi lonjakan yang memberatkan masyarakat,” katanya.
Dia menilai sektor pertanian memiliki posisi strategis dalam struktur perekonomian nasional karena menyerap tenaga kerja terbesar, sekitar 35 persen. Jika dilihat secara menyeluruh, kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional mampu memenuhi target yang besarnya mencapai 55 persen. “Karena itu, saya meyakini memajukan Indonesia dimulai dengan memajukan sektor pertanian,” katanya lagi.(har)