Market

Rupiah Anjlok Jadi Rp13.778/Dolar

Rupiah Anjlok Jadi Rp13.778/Dolar

JAKARTA-Posisi rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi turun delapan poin menjadi Rp13.778 per dolar AS dari Rp13.770 per dolar AS. Sementara Dolar AS cenderung terapresiasi terhadap sejumlah mata uang dunia setelah pidato salah satu pejabat The Federal Reserve menunjukkan optimisme terhadap perekonomian Amerika Serikat.
“Investor akan kembali menantikan pidato pejabat Fed selanjutnya untuk petunjuk kebijakan bank sentral Amerika Serikat lebih lanjut,” kata Analis Monex Investindo Futures, Faisyal, Kamis, (19/4/2018).

Jika proyeksi kenaikan suku bunga The Fed cukup kuat dan kembali mendominasi, ia menjelaskan, maka potensi dolar AS melanjutkan apresiasi cukup terbuka.

Sementara Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah masih relatif stabil di tengah situasi makro ekonomi nasional yang kondusif. “Peringkat utang Indonesia naik, fiskal kita juga cukup terjaga, kondisi itu menunjukan terjaganya stabilitas ekonomi yang baik,” katanya, menambahkan cadangan devisa Indonesia yang juga cukup besar turut memperkuat ketahanan ekonomi nasional terhadap potensi gejolak eksternal.

Kemarin, posisi rupiah ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (18/4/2018) pagi, bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp13.767 dibanding posisi sebelumnya Rp13.757 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan data ekonomi Amerika Serikat yang mengalami pertumbuhan menjadi salah satu faktor yang memicu dolar AS kembali terapresiasi terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah. “Salah satu data ekonomi AS yakni `housing starts` di bulan Maret 2018 meningkat, memberikan sentimen positif pada dolar AS,” katanya.

Ia mengemukakan bahwa jumlah rumah perdana (housing start) di Amerika Serikat meningkat 1,9 persen pada Maret, pertumbuhan itu di atas estimasi pasar.

Di sisi lain, lanjut dia, sentimen dari dalam negeri mengenai pertumbuhan kredit perbankan di triwulan pertama 2018 yang lebih rendah dari periode sebelumnya turut mempengaruhi pergerakan mata uang rupiah.***

Print Friendly, PDF & Email

BERITA POPULER

To Top