JAKARTA – Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf mengatakan saat ini ada dua pleno penting yang sedang dibahas pihaknya, yaitu melanjutkan tugas DPR RI yang diemban oleh BKSAP yakni peran diplomasi parlemen sebagai tugas utama BKSAP. Selanjutnya, pembentukan panitia kerja untuk menindaklanjuti pleno yang salah satunya merumuskan resolusi bagi DPR terkait dinamika global yang terjadi.
“Dengan terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat tentunya merubah diplomasi ataupun kerjasama politik luar negeri yang dialami tidak hanya oleh Indonesia tetapi juga dunia. DPR sebagai parlemen yang mempunyai fungsi diplomasi seperti yang diamanatkan Undang-undang MD3, tentunya BKSAP DPR RI harus bisa menyikapi perubahan-perubahan paradigma kepemimpinan Donald Trump,” kata Nurhayati saat menghadiri acara pelepasan Wakil Ketua BKSAP DPR Tantowi Yahya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/2/2017).
Tantowi Yahya melepas keanggotaan sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai golkar setelah terpilih menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk New Zealand (Selandia Baru). Dalam waktu dekat, ia akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Nurhayati menambahkan, BKSAP DPR RI akan meningkatkan fungsi dan tugas barunya yang telah disetujui pimpinan DPR yaitu membuat resolusi untuk dibawa ke sidang-sidang parlemen dunia. “BKSAP akan merumuskan beberapa resolusi, misalnya terkait kebijakan-kebijakan dari Trump yang sangat menyinggung atau melukai hati rakyat Indonesia. DPR RI juga mendapat kehormatan, yakni dengan telah dibentuknya kerjasama Parlemen Uni Eropa dengan Parlemen Indonesia,” kata Nurhayati.
Kedepan, BKSAP akan meminta masukan-masukan dari anggota tentang hal apa yang bisa disepakati, untuk dijadikan resolusi dukungan DPR RI kepada pemerintah RI. “Posisi parlemen akan menjadi bemper dari kebijakan politik luar negeri pemerintah,” tegasnya.
Acara pelepasan Tantowi Yahya dari DPR RI selain dihadiri pimpinan dan anggota BKSAP, juga dihadiri Wakil Ketua DPR Fadli Zon.(har)
